Cara membaca atau interpretasi rontgen toraks (chest x-rays) memerlukan pengertian anatomi dan fisiologi dari organ dada serta pengertian akan limitasi dari pemeriksaan radiologi ini. Sayangnya, masih banyak dokter, bahkan radiologis yang melakukan kesalahan dalam pembacaan rontgen toraks.[1]
Sebuah studi pada tahun 2007 menunjukan kesalahan dari interpretasi rontgen toraks rata-rata mencapai 3-5% setiap harinya. Jika diambil rata-rata 4% dari kesalahan yang dilakukan setiap harinya, dari 1 miliar rontgen toraks yang dilakukan tiap tahunnya, radiologis melakukan 40 juta kesalahan dalam interpretasi rontgen toraks setiap tahun.[2,3]
Padahal menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012, interpretasi rontgen toraks masuk ke level 4a yang berarti dokter umum seharusnya mampu melakukan keterampilan klinis ini secara mandiri dan tanpa supervisi.[4]
Untuk meminimalisir kesalahan, ada berbagai macam cara untuk memudahkan interpretasi rontgen toraks secara mudah. Salah satu caranya dengan sistem bantuan ABCDEFGHI.
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. Deirue L, Gosselin R, Ilsen B, Landeghem AV, Mey JD, Duyck P. Difficulties in the interpretation of chest radiography. Springer. 2011. Didapat dari: https://www.springer.com/cda/content/document/cda_downloaddocument/9783540799412-c1.pdf?SGWID=0-0-45-1112759-p173819256
2. Brady AP. Error and discrepancy in radiology: inevitable or avoidable?. Insights Imaging. 2017 Feb; 8(1):171-182. Didapat dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5265198/#CR22
3. Berlin L. Radiologic errors and malpractice : a blurry distinction. The Practice of Radiology. 2007 Sep;189(3):517-22. Didapat dari: https://www.ajronline.org/doi/10.2214/AJR.07.2209
4. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar kompetensi dokter Indonesia. 2012. Didapat dari: http://www.kki.go.id/assets/data/arsip/SKDI_Perkonsil,_11_maret_13.pdf
5. Knipe H, Ryu Y. Chest radiograph assessment using ABCDEFGHI. Radiopaedia. Didapat dari: https://radiopaedia.org/articles/chest-radiograph-assessment-using-abcdefghi
6. Manzari G, Valenti E, D’Epifanio F, QUercia A, Cardona E. Technical quality control of chest x-rays for the health surveillance of workers exposed the risk of pneumoconiosis: proposal for a qualitative screening method. US National Library of Medicine. 2003;94(2):242-9. Didapat dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12852207
7. Khan AN, Chandramohan M. Pneumoperitoneum imaging. Medscape. 2016 Mar. Didapat dari: https://emedicine.medscape.com/article/372053-overview#a1
8. Buckle C, Holdridge C, Xu T, Akhwais F, Sinha A, Doddi S, Sinha P. Acute abdominal pain and radiological pneumoperitoneum – always an indication for laparotomy?. Journal of Clinical Medicine Research. 2013 Apr;5(2):132-134. Didapat dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3601500/
9. Nabili SN. Chest x-ray. eMedicineHealth. Didapat dari: https://www.emedicinehealth.com/chest_x-ray/article_em.htm#facts_and_definition_of_chest_x-ray
10. Sharma R, Palipana D. Gastric bubble. Radiopaedia. Didapat dari: https://radiopaedia.org/articles/gastric-bubble
11. Sharma R, Bickle I. Nasogastric tube positioning. Radiopaedia. Didapat dari: https://radiopaedia.org/articles/nasogastric-tube-positioning
12. Tefik TL. Trachea anatomy. Medscape. 2017. Didapat dari : https://emedicine.medscape.com/article/1949391-overview#a5