Dampak Usia Paternal terhadap Reproduksi Berbantuan

Oleh :
dr. Ferdinand Sukher

Usia paternal dilaporkan turut berpengaruh terhadap luaran reproduksi berbantuan atau assisted reproduction, seperti luaran in-vitro fertilization atau bayi tabung. Selama ini, usia maternal sering menjadi fokus utama ketika mendiskusikan peluang keberhasilan atau kegagalan program reproduksi berbantuan. Namun, bukti yang ada menunjukkan bahwa usia paternal juga perlu mendapatkan perhatian, sebab dapat memengaruhi kualitas sperma dan keberhasilan tindakan.

Keberhasilan reproduksi berbantuan atau assisted reproduction technology (ART) dapat dilihat dari terjadinya implantasi dan kelahiran bayi hidup. Selama ini, usia maternal merupakan salah satu faktor yang paling diperhatikan karena bukti menunjukkan bahwa semakin tinggi usia maternal, semakin sedikit jumlah folikel telur dan semakin rendah angka kelahiran hidup dengan ART. Hal ini membuat sebagian besar ART menerapkan batasan usia untuk wanita.[1-3]

Di sisi lain, hubungan usia paternal dan keberhasilan ART masih sering diperdebatkan. Umumnya, laki-laki dianggap masih mampu untuk terus menghasilkan sel sperma dan memiliki anak di usia lanjut. Namun, ada perkiraan bahwa usia paternal yang semakin tua akan memengaruhi kualitas spermanya, yang mungkin turut memengaruhi peluang keberhasilan ART dan kesehatan bayi. Studi-studi tentang hal ini pun mulai banyak dilakukan, mengingat semakin meningkatnya rerata usia paternal saat ini.[4-6]

Referensi