Amputasi merupakan terapi standar pada osteosarkoma, tetapi perkembangan efektivitas kemoterapi telah meningkatkan angka kesintasan dan memungkinkan reseksi limb salvage. Oleh karena itu, saat ini terdapat kontroversi mengenai kesintasan pasien osteosarkoma yang menjalani amputasi vs reseksi limb salvage.[1,2]
Osteosarkoma adalah keganasan tulang yang bersifat agresif, dan paling sering dijumpai dengan insidensi global 3 kasus per 1.000.000 orang/tahun. Predileksi terbanyak osteosarkoma adalah tibia proksimal dan femur distal. Terdapat beberapa faktor yang menentukan jenis pembedahan yang akan dilakukan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai rekomendasi terkini terkait amputasi dan reseksi limb salvage pada pasien osteosarkoma.[1,2]
Jenis Pembedahan pada Tata Laksana Osteosarkoma
Di masa lalu, tata laksana osteosarkoma adalah pembedahan saja, tanpa kemoterapi. Namun, hal ini seringkali tidak efektif karena 80% kasus sudah mengalami metastasis paru pada saat diagnosis. Di sisi lain, kemoterapi saja tidak cukup untuk mengatasi osteosarkoma. Saat ini, tata laksana utama osteosarkoma high-grade adalah kemoterapi neoadjuvan diikuti pembedahan dan kemoterapi ajuvan.[1,3]
Terdapat dua jenis teknik pembedahan pada osteosarkoma, yaitu reseksi limb salvage dan amputasi. Reseksi limb salvage bertujuan untuk eksisi tumor secara luas, disertai upaya mempertahankan jaringan sehat sebisa mungkin. Sementara itu, amputasi dilakukan jika terdapat kontraindikasi reseksi limb salvage, yang meliputi encasement neurovaskular, fraktur patologis dengan hematom yang meluas melebihi kompartemen, peletakan biopsi yang meleset, dan infeksi berat pada lokasi pembedahan.[1,3]
Hasil Studi Terkait Luaran Pasien Amputasi Vs Reseksi Limb Salvage
Studi oleh Wang et al (2022) menganalisis perbedaan cancer-specific mortality (CSM) dan kematian akibat lainnya (other causes of mortality) antara amputasi dan reseksi limb salvage. Subjek mencakup 1.058 pasien anak dengan osteosarkoma ekstremitas, yang diambil dari database tahun 2004–2018. Analisis menggunakan plot insiden kumulatif dan uji regresi risiko kompetitif setelah pencocokan skor proporsional 1:1.[2]
Hasil studi menunjukkan CSM pada kelompok amputasi lebih tinggi 1,5 kali dibandingkan kelompok reseksi limb salvage, tetapi tidak ada perbedaan kematian akibat lainnya. Studi ini menyarankan reseksi limb salvage sebagai pilihan pertama pada pasien anak dengan osteosarkoma tanpa kontraindikasi.[2]
Meta analisis oleh Li et al (2016) mempelajari 17 studi yang membandingkan luaran klinis pasien amputasi dan reseksi limb salvage. Hasil analisis yang melibatkan 1.343 pasien osteosarkoma ini menunjukkan bahwa rekurensi lokal antara amputasi dan reseksi limb salvage tidak berbeda secara signifikan. Namun, kelompok reseksi limb salvage memiliki tingkat kesintasan 5 tahun lebih tinggi dan kejadian metastasis lebih rendah, sehingga hasil studi mendukung reseksi limb salvage sebagai terapi utama osteosarkoma.[4]
Sementara itu, tinjauan sistematis oleh Jauregui et al (2028) terhadap 3 peer-reviewed library database menunjukkan tingkat kesintasan, rekurensi, dan metastasis yang sama antara pasien osteosarkoma yang mendapat amputasi dan reseksi limb salvage. Pada amputasi, komplikasi dan revisi tampaknya lebih rendah, tetapi biaya yang dikeluarkan jangka panjang lebih besar karena pasien membutuhkan rehabilitasi yang lebih lama dan maintenance prostesis seumur hidup.[5]
Rekomendasi Terkini Terkait Amputasi dan Reseksi Limb Salvage dalam Tata Laksana Osteosarkoma
National Comprehensive Cancer Network (NCCN) dan European Society for Medical Oncology - Paediatric Cancer - European Reference Network on Rare Adult Cancers (ESMO-PaedCan-EuraCan) merekomendasikan reseksi limb-salvage untuk pembedahan osteosarkoma high-grade. Menurut NCCN, reseksi limb salvage diindikasikan untuk pasien dengan respon histologi baik terhadap kemoterapi dan margin pembedahan dapat tercapai dengan baik.
Baik NCCN dan ESMO-PaedCan-EuraCan menganjurkan amputasi untuk osteosarkoma dengan margin negatif, sehingga tidak dapat dicapai dengan reseksi limb salvage.[6-9]
Kesimpulan
Pilihan antara amputasi dan reseksi limb salvage pada pasien osteosarkoma masih sering diperdebatkan. Namun, hasil dari beberapa studi dan meta analisis menunjukkan bahwa reseksi limb salvage memiliki tingkat kesintasan 5 tahun lebih tinggi dan risiko metastasis lebih rendah dibandingkan amputasi.
Rekomendasi terkini menyarankan reseksi limb salvage sebagai pilihan utama untuk osteosarkoma high grade, pada pasien yang berespon baik terhadap kemoterapi dan memiliki margin yang dapat tercapai baik. Amputasi disarankan jika reseksi limb salvage tidak dapat menghasilkan margin negatif luas.