Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia

Oleh :
dr. Nathania S. Sutisna

IDSA (Infectious Diseases Society of America) pada tahun 2017 mengeluarkan pedoman praktik klinis diagnosis dan penatalaksanaan diare karena infeksi. Artikel ini akan membahas pedoman tersebut dan penerapannya di Indonesia, jika dibandingkan dengan panduan praktik klinis dari Ikatan Dokter Indonesia (PPK IDI) dan panduan pelayanan kesehatan anak di rumah sakit dari WHO dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (WHO-DepKes).

Menurut Riskesdas 2018, prevalensi diare di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 6,8% dan berdasarkan gejala yang pernah dialami sebesar 8%. Kelompok umur dengan prevalensi diare tertinggi pada 1‒4 tahun sebesar 11,5% dan bayi sebesar 9%. Kelompok umur 75 tahun ke atas juga merupakan kelompok umur dengan prevalensi tinggi, yaitu 7,2%. Selain itu, diare masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan anak. Dokter perlu mewaspadai red flag diare pada anak.[1]

Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA

Referensi