Penanganan Perdarahan Subgaleal pada Neonatus

Oleh :
dr. Evlyne Erlyana Suryawijaya, M.Biomed, Sp.S

Penanganan perdarahan subgaleal atau hematoma subgaleal pada neonatus meliputi resusitasi, penggantian darah yang hilang, dan monitoring ketat dalam unit perawatan intensif neonatus atau NICU. Tindakan bedah untuk evakuasi hematoma umumnya jarang dilakukan dan hanya dipertimbangkan bila terapi konservatif tidak berhasil dan kondisi klinis pasien terus memburuk.[1,2]

Istilah perdarahan subgaleal atau subgaleal haemorrhage (SGH) pertama dikemukakan pada tahun 1819 oleh Naegele sebagai “sefalhematoma palsu”. SGH lalu didefinisikan sebagai perdarahan akibat ruptur vena emisari di ruang potensial antara periosteum tengkorak dan aponeurosis galeal (epicranial aponeurosis). Ruang tersebut merupakan jaringan areolar yang longgar.[1-3,5]

Perdarahan subgaleal merupakan kegawatdaruratan yang harus dapat dibedakan dari sefalhematoma dan caput succedaneum. Pada sefalhematoma, darah berakumulasi di antara tulang tengkorak dan periosteumnya, sehingga terbatas sesuai margin tulang dan tidak bisa meluas melewati sutura. Hal ini berbeda dengan SGH yang bisa meluas melewati sutura, sehingga tampak sebagai suatu swelling masif dan difus pada kepala neonatus. Swelling ini teraba fluktuatif dan bisa tampak ada pitting edema.[1-3,5]

Referensi