Semaglutide 2.4 mg/wk for Weight Loss in Patients with Severe Obesity and with or without a History of Bariatric Surgery
Bonnet JB, Tournayre S, Anitcheou J, Faivre M, Boegner C, Jalek A, Jullien D, Attalin V, Myzia J, Marty L, Kemba Y, Nocca D, Sultan A, Avignon A. Semaglutide 2.4 mg/wk for weight loss in patients with severe obesity and with or without a history of bariatric surgery. Obesity (Silver Spring). 2023 Nov 5. PMID: 37927153.
Abstrak
Tujuan: studi kohort retrospektif ini bertujuan untuk memeriksa efektivitas semaglutide 2,4 mg pada pasien obesitas berat (body mass index atau BMI ≥40 kg/m2) yang sudah menjalani operasi bariatrik tetapi gagal mencapai penurunan berat badan memuaskan atau mengalami peningkatan berat badan kembali. Pasien dibandingkan dengan pasien BMI serupa tanpa riwayat operasi bariatrik sebelumnya.
Metode: penulis menganalisis data dari 129 pasien dengan BMI≥40 kg/m2, yang terdiri dari 39 pasien dengan riwayat operasi bariatrik (OB+) dan 90 pasien tanpa riwayat operasi bariatrik (OB-). Pasien mendapatkan terapi semaglutide selama 24 minggu, yang dimulai dari dosis 0,25 mg/minggu dan ditingkatkan bertahap hingga mencapai dosis akhir 2,4 mg/minggu. Luaran terapi yang diperiksa adalah persentase penurunan berat badan, perubahan BMI, dan lingkar pinggang.
Hasil: terapi semaglutide menghasilkan penurunan berat badan signifikan sebesar 9,1% pada seluruh populasi studi. Grup OB+ mengalami penurunan berat badan rerata 9,8%. Tidak ada perbedaan bermakna pada penurunan berat badan grup OB+ dan grup OB-.
Kesimpulan: studi ini merupakan studi pertama yang membandingkan efektivitas obat semaglutide pada pasien obesitas dengan atau tanpa riwayat operasi bariatrik, yang dapat menjadi bukti bermanfaat tentang efektivitas semaglutide. Dengan berfokus pada individu dengan obesitas berat (BMI > 40 kg/m2 dan ada komorbiditas terkait), studi ini menutupi kesenjangan data literatur saat ini serta menekankan potensi semaglutide 2,4 mg/minggu sebagai opsi terapi pada populasi tersebut.
Ulasan Alomedika
Obesitas merupakan isu kesehatan serius di seluruh dunia yang berkaitan erat dengan komplikasi seperti penyakit kardiovaskular, steatosis hepatik, kanker, dan obstructive sleep apnea. Operasi bariatrik masih menjadi salah satu strategi penanganan obesitas, terutama obesitas berat dan obesitas yang disertai komorbiditas. Namun, tidak semua pasien obesitas merespons operasi bariatrik. Bahkan, sebagian pasien mengalami peningkatan berat badan kembali seiring waktu.
Semaglutide merupakan agonis reseptor glucagon-like peptide-1 (GLP-1) yang awalnya digunakan untuk terapi diabetes mellitus tetapi terbukti dapat mengurangi berat badan pada pasien obesitas.
Semaglutide dosis 2,4 mg/minggu dilaporkan mampu menghasilkan penurunan berat badan signifikan pada pasien obesitas, sehingga sudah mendapat pengakuan untuk terapi obesitas pada pasien dengan atau tanpa diabetes mellitus tipe 2 di Amerika Serikat maupun di Eropa. Namun, data efektivitas semaglutide untuk pasien obesitas berat (BMI >40 kg/m2) masih belum dievaluasi secara mendalam, sehingga studi ini bertujuan untuk mengevaluasinya.
Ulasan Metode Penelitian
Studi ini merupakan studi kohort retrospektif pada pasien obesitas berat yang sudah menjalani operasi bariatrik maupun yang belum. Pasien mendapatkan semaglutide (titrasi dosis hingga maksimal 2,4 mg/minggu) selama 24 minggu. Database pasien yang digunakan berasal dari Nutrition-Diabetes Department of the University Hospital of Montpellier di Perancis dari April hingga Oktober 2022.
Semua pasien yang dianalisis adalah pasien usia dewasa (sedikitnya 18 tahun) dengan laju filtrasi glomerulus > 30mL/menit/1,73 m2. Pasien obesitas yang sedang dalam program persiapan kehamilan atau sedang menjalani persiapan operasi bariatrik tidak diikutsertakan dalam studi. Luaran primer yang diukur adalah persentase penurunan berat badan, perubahan BMI, dan lingkar pinggang.
Ulasan Hasil Penelitian
Sejumlah 129 pasien memenuhi syarat inklusi (39 di grup OB+ dan 90 di grup OB-). Karakteristik baseline antara kedua grup serupa (p value 0,05 menurut student t test untuk perbandingan karakteristik kedua grup).
Terapi semaglutide selama 24 minggu dengan dosis titrasi bertahap hingga maksimal 2,4 mg/minggu mampu menghasilkan penurunan berat badan signifikan sebesar 9,1% pada seluruh populasi studi. Grup OB+ mencapai penurunan berat badan rerata sekitar 9,8%. Tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik pada rerata penurunan berat badan, perubahan BMI, atau lingkar pinggang antara grup OB+ dan OB- sejak baseline hingga minggu ke-24.
Studi ini turut menemukan penurunan kadar LDL (low-density lipoprotein), trigliserida, SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase), dan HbA1c pada kedua grup setelah 24 minggu terapi semaglutide. Tidak ada perbedaan bermakna pada efek samping pemberian semaglutide di antara kedua grup.
Kelebihan Penelitian
Studi ini merupakan studi pertama yang mempelajari efektivitas semaglutide 2,4 mg pada populasi pasien yang obesitas berat (BMI ≥40 kg/m2), termasuk pasien yang sudah pernah menjalani operasi bariatrik. Hasil studi ini berperan penting karena data mengenai efektivitas semaglutide pada populasi ini sebelumnya masih terbatas.
Studi ini membandingkan efektivitas semaglutide 2,4 mg/minggu pada pasien obesitas parah dengan atau tanpa riwayat operasi bariatrik, sehingga dapat mengetahui apakah semaglutide efektif mengurangi berat badan pasien obesitas terlepas dari ada tidaknya intervensi bedah sebelumnya.
Limitasi Penelitian
Ada sejumlah limitasi yang ditemukan pada studi ini. Pertama, studi ini merupakan studi retrospektif, sehingga tidak terlepas dari potensi bias publikasi. Kedua, studi ini hanya mempunyai jumlah sampel yang kecil (khususnya grup OB+ dengan prosedur gastric bypass hanya terwakili oleh 13 pasien). Ketiga, pengukuran data biologis diperoleh dari masing-masing laboratorium lokal yang dikunjungi pasien, yang mempunyai metode pengukuran yang mungkin tidak seragam.
Keempat, durasi terapi dalam studi ini cukup singkat (hanya 24 minggu), sehingga efek semaglutide jangka panjang tidak dapat diobservasi pada studi ini. Kelima, studi ini tidak mengumpulkan data rinci dinamika perubahan berat badan pasien di grup OB+ sebelum mendapat semaglutide. Terakhir, karena datanya terbatas di Perancis, belum semua populasi (ras lain) terwakili dalam penelitian ini.
Aplikasi Hasil Penelitian Di Indonesia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi semaglutide 2,4 mg/minggu efektif untuk mengurangi berat badan pada pasien obesitas berat (BMI ≥40 kg/m2) terlepas dari ada tidaknya riwayat operasi bariatrik sebelumnya.
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan di Indonesia untuk pasien obesitas berat dengan BMI tersebut, termasuk mereka yang telah menjalani operasi bariatrik tetapi tidak dapat mencapai penurunan berat badan yang memuaskan atau justru mengalami kenaikan berat badan kembali.
Namun, penggunaan semaglutide di Indonesia saat ini masih cukup terkendala dengan biaya yang tinggi, sehingga tidak semua pasien dapat menggunakannya. Dokter tetap perlu memberi edukasi pada pasien obesitas tentang alternatif terapi lainnya dan juga menekankan kembali pentingnya tetap menjaga gaya hidup yang sehat.