Berdasarkan alur tata laksana psoriasis vulgaris di Indonesia, terapi sistemik konvensional yang diberikan sebagai lini pertama untuk psoriasis vulgaris derajat sedang hingga berat adalah metotreksat dan siklosporin.[1]
Pemberian kedua obat ini perlu diawali dengan skrining kondisi medis pasien dan diikuti dengan evaluasi laboratorium secara berkala karena kedua obat ini memiliki risiko terjadinya efek samping.[1-3]
Alur Penggunaan Metotreksat untuk Psoriasis Vulgaris Sedang hingga Berat
Penggunaan metotreksat perlu diawali dengan skrining sebagai berikut: anamnesis dan pemeriksaan fisik, alkoholisme, gastritis, obesitas, infeksi, pemakaian obat lain, rontgen toraks, pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL), enzim hati, fungsi ginjal, urine lengkap, dan tes kehamilan.[1]
Awali terapi dengan dosis uji 5 mg/minggu dan periksa DPL serta enzim hati setelah 5 hari. Jika DPL dan enzim hati tampak abnormal, Dokter perlu mempertimbangkan terapi lain. Apabila hasil normal, metotreksat bisa diberikan dengan dosis inisial 7,5 mg/minggu dan ditingkatkan secara bertahap sampai mencapai respons terapi yang diinginkan. Dosis maksimal adalah 25 mg/minggu.[1]
Untuk mengurangi efek samping, pasien juga diberikan asam folat 5 mg/minggu yang bisa dimulai paling cepat 24 jam setelah pemberian metotreksat.[1]
Dokter mengevaluasi respons pengobatan dan efek samping secara rutin. Lakukan pemeriksaan DPL dan enzim hati secara berkala (2–4 minggu). Respons terapi dianggap baik jika Δ PASI (Psoriasis Area Severity Index) 75 tercapai di minggu ke-12 dan tidak muncul efek samping bermakna.[1]
Bila respons terapi baik, terapi bisa dilanjutkan dengan evaluasi (DPL dan enzim hati) berkala setiap 12 minggu. Namun, bila dosis kumulatif 1,5 gram telah tercapai, konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam bagian hepatologi untuk kelanjutan terapi.[1]
Jika respons terapi tidak baik, pertimbangkan pergantian terapi ke siklosporin atau fototerapi. Jika ada riwayat pernah gagal atau ada kontraindikasi terhadap siklosporin dan fototerapi, pertimbangkan pemberian agen biologik, misalnya secukinumab.[1]
Alur Penggunaan Siklosporin untuk Psoriasis Vulgaris Sedang hingga Berat
Sebelum pemberian siklosporin dimulai, lakukan skrining yang mencakup: anamnesis dan pemeriksaan fisik, riwayat penyakit kardiometabolik, riwayat keganasan, gangguan sistem saraf, infeksi, dan kelainan tekanan darah. Selain itu, periksa juga darah perifer lengkap (DPL), enzim hati, fungsi ginjal, profil lipid, tes kehamilan, dan urine lengkap.[1]
Dokter dapat memulai dosis inisial 2,5 mg/kg/hari yang terbagi dalam 2 dosis lalu menaikkan dosis secara bertahap bila tidak ada efek samping selama 2–4 minggu. Hal ini dilakukan hingga pasien memberi respons terapi yang diinginkan. Dosis maksimal adalah 5 mg/kg/hari. Periksa DPL, fungsi ginjal, dan profil lipid secara berkala.[1]
Respons terapi dikatakan baik jika Δ PASI 75 tercapai di minggu ke-12 dan tidak ada efek samping bermakna. Bila respons baik, terapi dapat dilanjutkan. Lalu, dokter bisa menurunkan dosis bertahap sekitar 0,5–1 mg/kg/hari setiap 2 minggu sampai dosis minimal yang masih efektif.[1]
Pengobatan maksimal dilakukan 1 tahun sejak pemberian awal. Evaluasi DPL, enzim hati, dan fungsi ginjal perlu dilakukan setiap 4 minggu. Selain itu, Dokter juga perlu mengevaluasi profil lipid setiap 12 minggu.[1]
Apabila respons terapi tidak baik, pertimbangkan pergantian terapi ke metotreksat atau fototerapi. Bila ada riwayat pernah gagal atau ada kontraindikasi terhadap metotreksat atau fototerapi, pertimbangkan pemberian agen biologik seperti secukinumab.[1]
NVS/OTHR/062023/001