Bahaya Penggunaan Phenol Untuk Deep Peeling Parut Bekas Jerawat

Oleh :
dr. Ferdinand Sukher

Deep peeling menggunakan phenol merupakan salah satu pilihan terapi untuk menghilangkan parut bekas jerawat yang parah. Hal ini karena kemampuan phenol menyebabkan koagulasi protein dan nekrosis terkendali pada epidermis hingga dermis retikular, yang merangsang remodeling kolagen dan regenerasi jaringan baru. Meski demikian, deep peeling dengan phenol membawa potensi bahaya serius, termasuk kardiotoksisitas.[1-3]

Mekanisme Kerja Deep Peeling Menggunakan Phenol

Deep chemical peeling adalah prosedur dermatologi yang menggunakan bahan kimia kuat untuk mengangkat lapisan luar kulit, sehingga merangsang regenerasi kulit baru yang lebih halus. Teknik ini biasanya digunakan untuk mengatasi kerutan dalam, kerusakan akibat sinar matahari yang parah, dan bekas jerawat atau acne scar. Karena intensitasnya, deep peeling memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama dan memiliki risiko komplikasi lebih tinggi dibandingkan peeling superfisial.[2,3]

PhenolDeepPeeling

Cara Kerja dan Manfaat Phenol Deep Peeling

Salah satu obat yang digunakan dalam melakukan deep peeling adalah phenol. Phenol merupakan senyawa asam lemah yang bekerja dengan melibatkan koagulasi protein dan denaturasi keratin. Sifatnya yang lipofilik dan hidrofilik menyebabkannya mampu menembus stratum korneum dengan cepat. Hasilnya adalah pengelupasan epidermis dan penetrasi ke dermis. Proses pengelupasan ini akan merangsang produksi kolagen tipe I dan III serta serat elastin baru dengan aktivasi fibroblas.[4]

Deep peeling dengan phenol efektif dalam mengatasi parut bekas jerawat atrofi derajat sedang hingga berat, serta bermanfaat dalam meningkatkan ketebalan dermis dan memperbaiki tekstur dan elastisitas kulit. Deep peeling menggunakan phenol juga memiliki manfaat tambahan berupa perbaikan warna kulit dan pengurangan kerutan dalam.[4-6]

Bahaya Penggunaan Phenol Untuk Deep Peeling

Penggunaan phenol untuk deep peeling membawa risiko yang signifikan. Phenol dapat diserap secara sistemik dan memiliki potensi menyebabkan toksisitas kardiak. Mekanismenya melibatkan depresi langsung pada aktivitas miokardial, yang dapat mencetuskan aritmia ventrikular hingga henti jantung, terutama pada aplikasi luas atau konsentrasi tinggi.

Selain itu, phenol juga diketahui dapat menyebabkan toksisitas pada ginjal dan hepar akibat metabolisme dan ekskresi pada organ-organ tersebut. Risiko dari deep peeling dengan phenol juga dapat terjadi secara lokal. Penggunaan phenol dalam deep peeling dapat menyebabkan hiperpigmentasi pascainflamasi atau hipopigmentasi permanen, terutama pada individu dengan kulit lebih gelap. Risiko lain mencakup timbulnya skar hipertrofik, eritema berkepanjangan, serta potensi neurotoksisitas.[4-6]

Langkah Untuk Meminimalisir Risiko Penggunaan Phenol

Untuk meminimalkan risiko yang terkait deep peeling dengan phenol, diperlukan evaluasi menyeluruh sebelum prosedur, termasuk riwayat medis pasien, jenis kulit, indikasi, kontraindikasi, dan ekspektasi mereka. Pasien yang mengonsumsi minocycline, kontrasepsi oral, pasien imunokompromais, atau dengan infeksi aktif pada kulit, sebaiknya tidak melakukan tindakan deep peeling dengan phenol.

Pada pasien dengan klasifikasi Fitzpatrick IV-VI atau tergolong berkulit gelap, deep peeling tidak disarankan karena risiko terjadinya hiperpigmentasi dan scarring. Pemeriksaan fungsi ginjal dan hepar juga disarankan sebelum terapi deep peeling menggunakan phenol.[2,3]

Prosedur harus dilakukan di lingkungan medis dengan ventilasi yang baik. Pasien yang akan menggunakan phenol juga perlu mendapat monitoring jantung karena risiko toksisitas kardiak. Tempat pelayanan juga harus memiliki alat resusitasi dan tenaga terlatih yang sigap jika terjadi kegawatdaruratan. Perawatan pasca-prosedur harus mencakup manajemen luka adekuat, perlindungan terhadap sinar matahari, dan pemantauan tanda infeksi atau reaksi merugikan.[7,8]

Alternatif Terapi yang Relatif Lebih Aman untuk Menghilangkan Parut Bekas Jerawat

Mengingat risiko yang terkait dengan deep peeling phenol, beberapa alternatif perawatan parut bekas jerawat yang lebih aman sebaiknya lebih dipilih dan diutamakan. Salah satu opsi perawatan adalah microneedling atau laser, yang bekerja dengan menciptakan luka mikro yang merangsang perombakan kolagen sehingga memperbaiki tekstur kulit dan mengatasi bekas jerawat atrofi.

Pilihan terapi lain adalah peeling dengan agen seperti asam trikloroasetat (TCA), asam salisilat, asam glikolat, dan asam mandelat pada kedalaman superfisial hingga medium. Prosedur subsisi juga bisa dipertimbangkan, yakni prosedur bedah minor menggunakan jarum untuk memutus jaringan fibrosis di bawah bekas luka, yang dapat mengangkat bekas luka yang cekung dan memperbaiki bekas jerawat.[9-11]

Kesimpulan

Deep peeling dengan phenol bermanfaat untuk mengatasi parut bekas jerawat atrofi derajat sedang hingga berat, meningkatkan ketebalan dermis, serta memperbaiki tekstur dan elastisitas kulit. Meski demikian, tindakan deep peeling dengan phenol juga membawa risiko bahaya signifikan seperti kardiotoksisitas fatal, kerusakan hepar dan ginjal, timbulnya skar hipertrofik, dan eritema berkepanjangan.

Pada pasien yang menginginkan perawatan untuk menghilangkan parut bekas jerawat, alternatif terapi yang relatif lebih aman dibandingkan deep peeling dengan phenol sebaiknya didiskusikan. Ini mencakup terapi laser, microneedling, peeling kimia dengan kedalaman superfisial hingga medium, dan subsisi. Jika deep peeling dengan phenol menjadi pilihan, maka langkah-langkah keamanan perlu diterapkan untuk menghindari dan menangani bahaya yang mungkin terjadi.

Referensi