Bronkodilator sering digunakan untuk menangani bronkiolitis pada anak dalam praktik sehari-hari. Obat-obatan bronkodilator, contohnya salbutamol, terutama diberikan dalam bentuk aerosol untuk merelaksasikan otot polos bronkus dan melebarkan jalan napas. Namun, penggunaan bronkodilator pada kasus bronkiolitis sebenarnya belum didukung bukti efikasi yang jelas.
Bronkiolitis adalah infeksi saluran napas bawah akut yang disebabkan oleh virus, di mana 50–90% kasusnya disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV). Penyakit ini terutama menyerang anak berusia di bawah dua tahun dan menimbulkan inflamasi pada saluran napas di paru-paru, sehingga saluran terisi dengan debris. Gejala dapat berupa demam, batuk, dan kesulitan bernapas serta wheezing pada kondisi yang berat.
Karena manifestasi klinis dari bronkiolitis terjadi akibat terisinya saluran napas dengan debris infeksi dan tidak berhubungan dengan bronkospasme, efikasi bronkodilator yang bekerja dengan cara merelaksasikan otot polos bronkus dipertanyakan.[1-3]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)