pasien mengaku sudah menderita otitis externa kronis sudah hampir setahun udah berkali kali gonta ganti dokter dan masih belum sembuh saya cari di google...
Pasien dengan otitis eksterna apakah brekaitan dengan biofilm dan bagaimana cara degradasi biofilm - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Pasien dengan otitis eksterna apakah brekaitan dengan biofilm dan bagaimana cara degradasi biofilm
pasien mengaku sudah menderita otitis externa kronis sudah hampir setahun udah berkali kali gonta ganti dokter dan masih belum sembuh saya cari di google beberapa jurnal menyatakan bahwa ternyata penyebab otitis media kronis adalah karena biofilm bukan karena reinfeksi, saya yakin otitis externa juga sama, ini diperkuat dengan adanya biofilm di kulit epidermis ear canal saya curiga adanya biofilm di bagian tubuh lain karena pernah mengalami bisul yang cukup lama, selulitis seluruh tubuh, blepharitis, bahkan sempat mengalami sesak nafas kemungkinan staphylococcus berhasil menginfeksi jantung dan paru untuk sementara saya kasih vitamin b kompleks dan vitamin c serta antibiotik tapi sepertinya tak akan menyembuhkan, hanya meredakan gejala saja artinya akan kambuh ketika berhenti minum obat dan vitamin, apakah ada obat untuk degradasi biofilm atau pasien harus minum obat dan vitamin seumur hidupnya?
Diskusi yang sangat menarik dok. Tetapi ijinkan saya menarik kembali kebelakang tentang kasus otitis eksterna.
Otitis eksterna memang sering dijumpai dalam praktek kita sehari-hari. Yang perlu diperhatikan dalam menghadapi kasus yang tidak sembuh2 seperti ini adalah pertama kita evaluasi dahulu diagnosis dan evaluasi penanganan yang sudah diberikan.
Kita ketahui bersama penyebab paling sering adalah infeksi bakteri, akan tetapi ada juga jenis lain otitis eksterna yang disebabkan oleh jamur yang disebut otomikosis, biasanya ditandai dengan keluhan gatal, dan munculnya debris kehitaman saat kita lakukan ear toilet. Jenis lain yang mungkin dapat menjadi kronik adalah otitis eksterna maligna, dimana terjadi pada pasien2 yang memiliki keadaan imunocompromised.
Selain penegakan diagnosis yang tepat, pemberian terapi yang tepat juga sangat penting. Seperti kita ketahui bersama prinsip terapi otitis eksterna dimulai dari ear toilet yang baik sehingga tidak ada debris dan discharge yang tertinggal, dilanjutkan dengan pemberian terapi topikal sesuai dengan penyebab infeksinya dan pengendalian penyakit komorbid bila ada.
Setelah itu kita tutup dengan edukasi seputar penyakit terutama agar telinga tidak dikucek atau dikorek dahulu.
Bagaimana dengan otitis media yg awalnya dipicu gigitan semut merah atau serangga lain, Dokter? Pasien sudah ke 2 dokter THT yg berbeda. Yg pertama hanya membersihkan, tanpa diberi obat minum atau tetes, awalnya hanya dua titik gigitan. Setelah 2 minggu menjadi luka basah melebar, konsultasi oleh dokter kedua diberi antibiotik minum. Setelah 2 minggu masih belum kering total. Apakah memakai antibiotik tetes telinga? Mohon pencerahan dan saran karena beberapa kali menemui pasien dg kasus gigitan serangga dlm telinga.
untuk sementara ini zinc 40 - 50mg per hari cukup effective dikombinasikan dengan diet karbo, dan tentu vit B kompleks dan C, hasilnya cukup signifikan pasien tak perlu minum antibiotik lagi.
zinc mempunyai efek anti bakteri dan menghambat pembentukan biofilm walaupun belum bisa menghancurkan biofilm, dan karbohidrat adalah komponen penyusun biofilm tanpa adanya karbohidrat biofilm mungkin tidak akan terbentuk
semoga dokter & pasien lain yang mengalami hal yang sama terbantu dengan postingan saya ini
dan tak lupa saya ucapkan terima kasih untuk artikel ini
https://sfamjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jam.12197
biofilm biasanya terbuat dari polysaccharides, jika diet karbo masih kurang efektif bisa dilakukan hal yg lebih ekstrim yaitu water fasting, sebenarnya antibodi manusia mempunyai kemampuan anti biofilm tapi perlu waktu lama https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0219256
jadi yang perlu dilakukan hanyalah memperkuat imun, selain itu biofilm juga bisa hancur karena enzim penghancur karbohidrat yang diproduksi secara alami di tubuh kita https://www.scientificamerican.com/article/sticky-bacterial-biofilms-dissolve-on-contact-with-sugar-cutting-enzymes/
Selamat malam dokter, tentang biofilm ini saya sempat baca juga di artikel berikut dokter https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2732559/, dikaitkan memang dengan beberapa jenis penyakit infeksi. Namun, pada jurnal yang sama juga dijelaskan bahwa belum diketahui bagaimana proses pasti dan bagaimana penanganan untuk mendegradasi keberadaan dari biofilm ini Dokter.
Sehingga, jika IMHO tetap di lakukan penanganan sesuai dengan penyakit yang ada saat ini. Otitis externa memang sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri, dengan beberapa faktor risiko seperti kebiasaan mengorek atau membersihkan telinga yang tidak benar, adanya aktivitas berenang, atau diving, penggunaan alat bantu di telinga atau penutup telinga yang menyebabkan trauma, berada di lingkungan yang lembab, memiliki penyakit lain, seperti eksim, rhinitis alergi, atau penyakit komorbid seperti DM, leukopeni, atau malnutrisi. Sehingga mungkin tetap harus diedukasi untuk faktor risiko ini untuk mencegah atau menurunkan risiko berulangnya kondisi serupa ya Dokter.
tidak mungkin infeksi jamur karena ketika minum antibiotik oral demam menurun
tidak mungkin malignant otitis externa karena pasien sama sekali tidak merasakan sakit di wajah, penyebabnya adalah pseudomonas bukan staph
jadi saya benar benar yakin ini infeksi staph
Selamat malam dokter, tentang biofilm ini saya sempat baca juga di artikel berikut dokter https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2732559/, dikaitkan memang dengan beberapa jenis penyakit infeksi. Namun, pada jurnal yang sama juga dijelaskan bahwa belum diketahui bagaimana proses pasti dan bagaimana penanganan untuk mendegradasi keberadaan dari biofilm ini Dokter.
Sehingga, jika IMHO tetap di lakukan penanganan sesuai dengan penyakit yang ada saat ini. Otitis externa memang sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri, dengan beberapa faktor risiko seperti kebiasaan mengorek atau membersihkan telinga yang tidak benar, adanya aktivitas berenang, atau diving, penggunaan alat bantu di telinga atau penutup telinga yang menyebabkan trauma, berada di lingkungan yang lembab, memiliki penyakit lain, seperti eksim, rhinitis alergi, atau penyakit komorbid seperti DM, leukopeni, atau malnutrisi. Sehingga mungkin tetap harus diedukasi untuk faktor risiko ini untuk mencegah atau menurunkan risiko berulangnya kondisi serupa ya Dokter.
tidak mungkin infeksi jamur karena ketika minum antibiotik oral demam menurun
tidak mungkin malignant otitis externa karena pasien sama sekali tidak merasakan sakit di wajah, penyebabnya adalah pseudomonas bukan staph
jadi saya benar benar yakin ini infeksi staph
pasien juga mengalami SSSS staph scalded skin syndrome, jadi sudah pasti ini adalah staph bukan malignant otitis yang disebabkan oleh pseudomonas, karena tidak mungkin pseudomonas menyebabkan SSSS ditambah lagi pasien tidak mengalami autoimun
Diskusi yang sangat menarik dok. Tetapi ijinkan saya menarik kembali kebelakang tentang kasus otitis eksterna.
Otitis eksterna memang sering dijumpai dalam praktek kita sehari-hari. Yang perlu diperhatikan dalam menghadapi kasus yang tidak sembuh2 seperti ini adalah pertama kita evaluasi dahulu diagnosis dan evaluasi penanganan yang sudah diberikan.
Kita ketahui bersama penyebab paling sering adalah infeksi bakteri, akan tetapi ada juga jenis lain otitis eksterna yang disebabkan oleh jamur yang disebut otomikosis, biasanya ditandai dengan keluhan gatal, dan munculnya debris kehitaman saat kita lakukan ear toilet. Jenis lain yang mungkin dapat menjadi kronik adalah otitis eksterna maligna, dimana terjadi pada pasien2 yang memiliki keadaan imunocompromised.
Selain penegakan diagnosis yang tepat, pemberian terapi yang tepat juga sangat penting. Seperti kita ketahui bersama prinsip terapi otitis eksterna dimulai dari ear toilet yang baik sehingga tidak ada debris dan discharge yang tertinggal, dilanjutkan dengan pemberian terapi topikal sesuai dengan penyebab infeksinya dan pengendalian penyakit komorbid bila ada.
Setelah itu kita tutup dengan edukasi seputar penyakit terutama agar telinga tidak dikucek atau dikorek dahulu.