ALO Dokter!

Berdasarkan informasi FDA, molnupiravir TIDAK boleh diresepkan untuk anak-anak usia <18 tahun (karena dapat memengaruhi perkembangan tulang) dan TIDAK boleh diresepkan untuk wanita hamil maupun wanita yang berencana hamil (karena studi pada hewan menunjukkan efek teratogenik).

Studi telah membuktikan bahwa anak-anak dari pria yang menggunakan molnupiravir berisiko mengalami birth defects. Oleh karena itu, semua orang (baik pria maupun wanita) yang berusia reproduktif dan berencana memiliki anak harus menggunakan kontrasepsi yang bisa diandalkan selama durasi terapi dan selama minimal 3 bulan setelah dosis terakhir obat.

Pada ibu menyusui, studi keamanan obat ini belum tersedia, tetapi obat ini TIDAK dianjurkan karena berisiko menimbulkan abnormalitas skeletal pada bayi.

Berikut sumber yang dapat ditinjau lebih lanjut ya, Dok: https://www.fda.gov/media/155054/download

Alo, dokter Tini 

BPOM telah menerbitkan emergency use authorization untuk Molnupiravir minggu lalu, tanggal 13 Jan 2022. Beritanya bisa dibaca di sini: https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/636/SIARAN-PERS-Badan-POM-Terbitkan-Emergency-Use-Authorization-untuk-Obat-Molnupiravir.html 

Namun memang belum terlalu jelas ya untuk EBM-nya.
Mungkin sejawat di sini bisa berbagi pendapat dan literatur yang mendukung. 

Karena obat ini juga menjadi rekomendasi kemenkes untuk paket isoman covid-19 dengan gejala ringan, saya rasa ini akan jadi diskusi yang menarik ya. 

Mohon asupan TS sekalian 

Alo dokter, 

Belum banyak info yang saya dapat mengenai penggunaan molnupiravir pada ibu hamil, menyusui, atau anak. Dikarenakan sudah disetujui oleh BPOM untuk penggunaannya, maka screening riwayat penyakit dan kehamilan bisa lebih diutamakan pada anamnesis (terutama pada telemedicine) dan karena BPOM sendiri mengindikasikan untuk emergency use maka sebisa mungkin menghindari penggunaannya sampai ada EBM yang jelas.

Thank you dok