Selamat malam dok, di puskesmas saya ada pasien skizofrenia dengan halusinasi dan waham curiga usia 17 tahun yang dibawa berobat oleh keluarganya . Selama...
Edukasi obat pada pasien skizofrenia dengan halusinasi dan waham curiga - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Edukasi obat pada pasien skizofrenia dengan halusinasi dan waham curiga
Selamat malam dok, di puskesmas saya ada pasien skizofrenia dengan halusinasi dan waham curiga usia 17 tahun yang dibawa berobat oleh keluarganya . Selama ini obat tidak rutin diminum krn pasien tau kalo itu obat gangguan jiwa dengan melihat di internet dan dia merasa tidak gila. Bagaimana cara mengatasinya dok? Krn pasien ini suka melihat informasi obat di youtube dan google
Namun harus diwaspadai pemberian antipsikotik karena dapat menyebabkan EPS sehingga alangkah baiknya sebelum dilakukan injeksi long acting dapat dicoba memberikan terapi oral yg satu golongan dg obat injeksi long acting tersebut. Semoga bermanfaat
Alodokter.
Izin urun diskusi dan sharing.
Manajemen pasien ODGJ dgn insight yg kurang di puskesmas bisa dibilang susah susah gampang.
Sewaktu dinas dlu. Puskesmas kami trdapat divisi layanan konseling. Kebetulan disamping saya yg mengawasi tilikan dan monitoring obat yang telah diberikan di Faskes tersier, para psikolog di puskesmas mampu memberikan sesi CBT dan motivasi ke caregiver scr komprehensif. Sehingga mampu sedikit meningkatkan kepatuhan minum obat.
Apabila sdh tidak memungkinkan, kita rujuk agar bisa di evaluasi dosis obat atau penambahan lain yg akan membuat pasien nyaman.
Keluarga pasien perlu diberitahukan, agar tidak selalu menyalahkan pasien dan menuntutnya. Karena justru akan memperberat terapi yg akan dijalankan.
Mungkin ada dokter lain yg punya pengalaman yg berbeda.
Mohon untuk diluruskan. Trims
Setuju dg para sejawat kalau untuk pasien skizofrenia paranoid kita tidak hanya melakukan pendekatan secara farmakoterapi namun juga melalui psikoterapi.
Untuk meningkatkan kepatuhan obat, bisa dicoba dengan cara memberikan obat racikan (dibuat pulveres) sehingga pasien mau meminum obat tersebut.
Ketakutan pasien untuk minum obat bisa jadi merupakan bagian dari waham paranoidnya. Sehingga dokter dapat mengedukasi pada keluarga bahwa hal tsb adalah bagian dari gejala, dan mendukung pasien untuk berobat teratur.
Semoga membantu.
Setuju dg para sejawat kalau untuk pasien skizofrenia paranoid kita tidak hanya melakukan pendekatan secara farmakoterapi namun juga melalui psikoterapi.
Untuk meningkatkan kepatuhan obat, bisa dicoba dengan cara memberikan obat racikan (dibuat pulveres) sehingga pasien mau meminum obat tersebut.
Ketakutan pasien untuk minum obat bisa jadi merupakan bagian dari waham paranoidnya. Sehingga dokter dapat mengedukasi pada keluarga bahwa hal tsb adalah bagian dari gejala, dan mendukung pasien untuk berobat teratur.
Semoga membantu.
Ketika rawat inap, dapat dilakukan konseling dan psikoterapi untuk menumbuhkan insight bahwa pasien mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan obat2an. Diperlukan kolaborasi psikiater, psikolog, perawat, pekerja rehabilitasi mental utk menumbuhkan insight klien tentang gangguan jiwa yang ia alami dan pentingnya pengobatan rutin.
Ketika rawat inap, dapat dilakukan konseling dan psikoterapi untuk menumbuhkan insight bahwa pasien mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan obat2an. Diperlukan kolaborasi psikiater, psikolog, perawat, pekerja rehabilitasi mental utk menumbuhkan insight klien tentang gangguan jiwa yang ia alami dan pentingnya pengobatan rutin.
Berbagi pengalaman. Saya pernah menngani kasus serupa. Pasien menolak minum obat karena dia merasa tdk sakit. Setelau konsultasi dengan keluarga,kebetulan keluarga cukup mampu,jadi diberikan risperidon yang drop,dicampurkan di makanan atau minumannya. Setelah kurang lebih 2 bulan,psien sdh mulai bisa diajak kerjasama, dan bisa minum obat tablet.
Di rutinkan obat obatnya dok jangan terputus sama sekali utk mencegah relaps sehingga muncul kembali waham dan halusinasi serta rasa takut, Kalau boleh tahu obatnya apa apa saja sekarang.Tks infonya dok