Konsumsi substansi yang tidak wajar sebagai sumber nutrisi misalnya kerikil ini memang pica ya dok. Biasanya terjadi lebih dari 1 bulan, tidak sesuai dengan tahap perkembangannya, diluar praktik sosial normatif, bisa ditemukan salah satunya pada anak anak. Penyebab pastinya sendiri belum diketahui, namun diduga multifaktorial. Sepertinya harus digali juga lebih dalam apakah ada defisiensi mikronutrien tertentu misalnya zinc, kalsium, zat besi. Ada satu metaanalisis yang ungkapkan hubungan antara anemia, kadar zinc rendah, dengan pica. Atau digali juga lebih jauh apakah pasien yang dokter tangani juga memiliki gangguan perkembangan, atau kondisi lain seperti autistic spectrum disorder, dan lainnya. Selain itu dilihat juga apakah ada kemungkinan komplikasi dialami dari anak menelan kerikil ini (obstruksi saluran cerna karena terbentuknya bezoar, ada konstipasi, abrasi gigi, dan lainnya). 

Kalau dari beberapa sumber, menyatakan bahwa pica ini bahkan bisa ada yang self-remits, namun bisa juga menetap sampai dewasa. Penanganannya nanti akan menggunakan pendekatan multidisiplin mulai dari dokter, dietisien, psikolog, dan lainnya. Pada anak anak memang suka memasukkan benda benda ke dalam mulut. Karena anak usia 18 bulan, mungkin bisa juga sarankan untuk jauhkan anak agar tidak menjangkau kerikil serta awasi anak saat bermain saat bermain di luar. Pastikan kecukupan nutrisi hariannya. Nanti ajarkan anak untuk ubah perilaku dengan perkenalkan mana makanan yang bisa dikonsumsi dan mana substansi yang tidak bisa dikonsumsi. 

Sumber: 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/28487433/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4015153/

Sepertinya oica ya dok? Apakah ada tanda2 autisme pada anaknya dok?