Pilihan terapi kutil di bibir vagina oleh dokter umum - Diskusi Dokter

general_alomedika

Genital wartsIzin berdiskusi untuk pasien dengan genital warts 1 dalam case menolak dilakukan cauter apakah ada cara lain untuk penangannya 2. Apakah ada...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pilihan terapi kutil di bibir vagina oleh dokter umum

    Dibalas 24 September 2024, 18:47
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Genital warts

    Izin berdiskusi untuk pasien dengan genital warts

    1 dalam case menolak dilakukan cauter apakah ada cara lain untuk penangannya

    2. Apakah ada kondisi genital warts dapat hilang tanpa treatment ke spesialis cukup di dokter umum karena pasien monal untuk dirujuk....

    3

24 September 2024, 18:47

Dokumentasi klinis foto sebenarnya sangat berguna untuk menambah akurasi diagnosis, namun sayangnya tanpa ada foto dokumentasi, evaluasi lanjutan berdasarkan penampakan fisik klinis langsung lebih relevan. Genital warts biasanya disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama serotipe 6 dan 11 yang termasuk low-risk karena tidak berhubungan dengan risiko kanker serviks yang signifikan. Namun, infeksi HPV tipe high-risk, seperti serotipe 16 dan 18, terkait dengan risiko kanker serviks, vulva, vagina, dan anus.

1. Terapi Alternatif selain Kauterisasi:

Jika pasien menolak kauterisasi, Anda dapat menawarkan terapi topikal seperti:

  • Podophyllin atau Podophyllotoxin 0,5% (Condyline/Wartec) yang dapat diaplikasikan oleh pasien sendiri untuk 3 hari diikuti dengan 4 hari tanpa aplikasi (diulang hingga 4 siklus).
  • Imiquimod 5%(Imiquad) yang merupakan imunomodulator topikal, diaplikasikan 3 kali seminggu selama hingga 16 minggu.
  • Asam trikloroasetat (TCA) adalah salah satu pilihan terapi untuk mengobati genital warts, termasuk yang ringan. TCA bekerja dengan cara mengikis lapisan kulit yang terinfeksi untuk menghancurkan lesi.
  • Sinecatechins 10% (Veregen) adalah pilihan herbal yang berasal dari ekstrak teh hijau, diaplikasikan 3 kali sehari hingga 16 minggu.

Namun, efektivitasnya bervariasi dan pengobatan topikal cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding kauterisasi atau terapi ablasi lainnya.

2. Perlukah Obat Antivirus Oral?

Antivirus oral (seperti acyclovir) tidak efektif untuk pengobatan genital warts, karena HPV bukan virus yang sensitif terhadap obat-obatan antivirus sistemik seperti yang digunakan untuk herpes.

3. Penyebab Genital Warts :

Penyebab pasti genital warts adalah infeksi HPV. Tipe HPV low-risk, terutama 6 dan 11, menyebabkan lebih dari 90% kasus kutil kelamin, sementara tipe high-risk (misalnya, 16 dan 18) lebih sering terkait dengan keganasan.

4. Perlukah Biopsi?

Biopsi genital warts dapat dipertimbangkan jika:

  • Lesi atipikal atau tampak tidak biasa (misalnya, berpigmen, ulcerated, atau tidak sembuh dengan terapi standar).
  • Lesi menetap atau semakin membesar meski sudah diterapi.
  • Dicurigai adanya keganasan (terutama pada pasien dengan riwayat HPV tipe high-risk).

Dalam kebanyakan kasus, biopsi tidak diperlukan untuk lesi yang jelas tampak sebagai genital warts klasik (soliter atau multipel kecil) pada wanita sehat.

5. Perlukah Pap Smear?

Jika pasien sudah menikah atau pernah melakukan hubungan seksual, sebaiknya dilakukan Pap smear, terutama jika pasien berisiko atau telah terinfeksi HPV. Pap smear dapat mendeteksi perubahan seluler pada serviks yang mungkin disebabkan oleh infeksi HPV high-risk yang berpotensi menyebabkan kanker serviks.

6. Risiko Genital Warts terhadap Kanker Serviks :

Genital warts sendiri jarang berkembang menjadi kanker, terutama jika disebabkan oleh HPV low-risk (6 dan 11). Namun, pasien dengan genital warts memiliki risiko infeksi HPV multiple, termasuk HPV high-risk. Oleh karena itu, Pap smear atau skrining HPV untuk mengetahui risiko kanker serviks tetap diperlukan.

7. Penanganan di Tingkat Dokter Umum :

Sebagai dokter umum di layanan primer, Anda dapat menangani genital warts kecil yang soliter atau sedikit menggunakan terapi topikal yang telah disebutkan di atas. Namun, batasan penanganan pada level primer:

  • Jika lesi menyebar, membesar, atau tidak merespons terapi topikal.
  • Jika pasien memiliki faktor risiko kanker, seperti adanya displasia pada Pap smear atau riwayat infeksi HPV high-risk.
  • Jika ada indikasi keganasan atau lesi yang tidak jelas (perlu biopsi).

Rujukan ke spesialis (dermatovenerologi atau obstetri-ginekologi) mutlak jika terapi gagal, lesi progresif, atau ada kecurigaan malignansi.

8. Pemeriksaan Penunjang untuk Diagnosis :

Pemeriksaan penunjang yang dapat Anda tawarkan di layanan primer:

  • Pap smear untuk mengevaluasi perubahan seluler pada serviks.
  • HPV DNA test untuk mendeteksi tipe HPV yang terkait dengan infeksi (low-risk atau high-risk).

 

16 September 2024, 16:45
dr.Prionoto
dr.Prionoto
Dokter Umum
Fotonya mana dok?