selamat siang dok, saya mendapatkan pertanyaan dari user, dengan keluhan 3 hari lalu bermain di pantai dan bagian paha tergores terumbu karang. luka...
Bercak kemerahan setelah tergores terumbu karang - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Bercak kemerahan setelah tergores terumbu karang
selamat siang dok, saya mendapatkan pertanyaan dari user, dengan keluhan 3 hari lalu bermain di pantai dan bagian paha tergores terumbu karang. luka mengering setelah 3 hari, tapi muncul bercak kemerahan dan gatal seperti gambar. kira2 DD dan terapinya yg bisa disarankan apa ya dok? mohon info. terimakasih
Mungkin dapat dilakukan debridement pada luka dan pastikan tidak ada debris dari terumbu karang yang menancap pada luka.
Pada kasus infeksi yang terjadi dalam lingkup air laut, biasanya disebabkan oleh Vibrio spp. dan dimungkinkan untuk penggunaan kombinasi beberapa antibiotik.
Pemberian antibiotik pun apabila memang terjadi infeksi, pada kasus ini dipertahankan minimal 10 hari hingga 2 minggu.
Kalau melihat gambaran pada foto, perlu dipertimbangkan adanya infeksi akibat abrasi koral dan air laut. Pada saltwater infection seperti ini, kemungkinan etiologinya bersifat polimikrobial, mencakup bakteri seperti Aeromonas, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium spp, vibrio spp, streptococcus, dan staphylococcus.
Yang harus dilakukan pertama-tama adalah manajemen luka yang baik. Pastikan tidak ada benda asing tersisa karena sering kali pecahan koral atau pasir masih tersisa bahkan di luka yang mulai sembuh.
Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Lakukan debridement jika ada jaringan nekrotik
2. Status vaksinasi tetanus pasien
3. Berikan antibiotik.
Mengingat etiologi infeksi ini bersifat polimikrobial, maka berikan antibiotik dalam bentuk kombinasi. Regimen yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Clindamycin (jika tidak tersedia dapat diganti metronidazole + cephalosporin seperti cefixime) + Fluoroquinolone (ciprofloxacin atau levofloxacin) + doxycycline.
Berikan setidaknya selama 10-14 hari dan pantau respons klinis pasien. Jika penanganan tidak adekuat, ada risiko ulkus dan necrotizing fasciitis yang akan berakhir dengan amputasi.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5902083/
Saya setuju dgn dr Nurul, kemungkinan besar dikarenakan coral dermatitis. Kebetulan saya pernah mengalaminya sendiri, tapi gejala gatal muncul bersamaan dgn lukanya. Krn ruamnya hanya sedikit, saya biarkan saja dok-sebisa mgkn jangan digaruk dan akan hilang dgn sendirinya. Tapi krn ini ruamnya lumayan banyak dan pasti gatal sekali, boleh diberikan antihistamin dan steroid topikal.
Berikut salah satu jurnal yg dpt menjadi referensi: https://jamanetwork.com/journals/jamadermatology/article-abstract/2713949
Kalau melihat gambaran pada foto, perlu dipertimbangkan adanya infeksi akibat abrasi koral dan air laut. Pada saltwater infection seperti ini, kemungkinan etiologinya bersifat polimikrobial, mencakup bakteri seperti Aeromonas, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium spp, vibrio spp, streptococcus, dan staphylococcus.
Yang harus dilakukan pertama-tama adalah manajemen luka yang baik. Pastikan tidak ada benda asing tersisa karena sering kali pecahan koral atau pasir masih tersisa bahkan di luka yang mulai sembuh.
Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Lakukan debridement jika ada jaringan nekrotik
2. Status vaksinasi tetanus pasien
3. Berikan antibiotik.
Mengingat etiologi infeksi ini bersifat polimikrobial, maka berikan antibiotik dalam bentuk kombinasi. Regimen yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Clindamycin (jika tidak tersedia dapat diganti metronidazole + cephalosporin seperti cefixime) + Fluoroquinolone (ciprofloxacin atau levofloxacin) + doxycycline.
Berikan setidaknya selama 10-14 hari dan pantau respons klinis pasien. Jika penanganan tidak adekuat, ada risiko ulkus dan necrotizing fasciitis yang akan berakhir dengan amputasi.
Kalau melihat gambaran pada foto, perlu dipertimbangkan adanya infeksi akibat abrasi koral dan air laut. Pada saltwater infection seperti ini, kemungkinan etiologinya bersifat polimikrobial, mencakup bakteri seperti Aeromonas, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium spp, vibrio spp, streptococcus, dan staphylococcus.
Yang harus dilakukan pertama-tama adalah manajemen luka yang baik. Pastikan tidak ada benda asing tersisa karena sering kali pecahan koral atau pasir masih tersisa bahkan di luka yang mulai sembuh.
Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Lakukan debridement jika ada jaringan nekrotik
2. Status vaksinasi tetanus pasien
3. Berikan antibiotik.
Mengingat etiologi infeksi ini bersifat polimikrobial, maka berikan antibiotik dalam bentuk kombinasi. Regimen yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Clindamycin (jika tidak tersedia dapat diganti metronidazole + cephalosporin seperti cefixime) + Fluoroquinolone (ciprofloxacin atau levofloxacin) + doxycycline.
Berikan setidaknya selama 10-14 hari dan pantau respons klinis pasien. Jika penanganan tidak adekuat, ada risiko ulkus dan necrotizing fasciitis yang akan berakhir dengan amputasi.
Dari gambar yang dokter berikan, apakah ada anamnesis yang didapat mengarah ke riwayat alergi dok? Untuk differential diagnosis yang diberikan bisa seputar dermatitis menurut saya dok, baik dari dermatitis kontak alergi maupun iritan. Untuk pengobatan sendiri bisa digunakan steroid topikal dan antihistamin per oral untuk keluhan gatalnya.
https://emedicine.medscape.com/article/1049353-overview#a1
Kalau melihat gambaran pada foto, perlu dipertimbangkan adanya infeksi akibat abrasi koral dan air laut. Pada saltwater infection seperti ini, kemungkinan etiologinya bersifat polimikrobial, mencakup bakteri seperti Aeromonas, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium spp, vibrio spp, streptococcus, dan staphylococcus.
Yang harus dilakukan pertama-tama adalah manajemen luka yang baik. Pastikan tidak ada benda asing tersisa karena sering kali pecahan koral atau pasir masih tersisa bahkan di luka yang mulai sembuh.
Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Lakukan debridement jika ada jaringan nekrotik
2. Status vaksinasi tetanus pasien
3. Berikan antibiotik.
Mengingat etiologi infeksi ini bersifat polimikrobial, maka berikan antibiotik dalam bentuk kombinasi. Regimen yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Clindamycin (jika tidak tersedia dapat diganti metronidazole + cephalosporin seperti cefixime) + Fluoroquinolone (ciprofloxacin atau levofloxacin) + doxycycline.
Berikan setidaknya selama 10-14 hari dan pantau respons klinis pasien. Jika penanganan tidak adekuat, ada risiko ulkus dan necrotizing fasciitis yang akan berakhir dengan amputasi.
Kalau melihat gambaran pada foto, perlu dipertimbangkan adanya infeksi akibat abrasi koral dan air laut. Pada saltwater infection seperti ini, kemungkinan etiologinya bersifat polimikrobial, mencakup bakteri seperti Aeromonas, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium spp, vibrio spp, streptococcus, dan staphylococcus.
Yang harus dilakukan pertama-tama adalah manajemen luka yang baik. Pastikan tidak ada benda asing tersisa karena sering kali pecahan koral atau pasir masih tersisa bahkan di luka yang mulai sembuh.
Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Lakukan debridement jika ada jaringan nekrotik
2. Status vaksinasi tetanus pasien
3. Berikan antibiotik.
Mengingat etiologi infeksi ini bersifat polimikrobial, maka berikan antibiotik dalam bentuk kombinasi. Regimen yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Clindamycin (jika tidak tersedia dapat diganti metronidazole + cephalosporin seperti cefixime) + Fluoroquinolone (ciprofloxacin atau levofloxacin) + doxycycline.
Berikan setidaknya selama 10-14 hari dan pantau respons klinis pasien. Jika penanganan tidak adekuat, ada risiko ulkus dan necrotizing fasciitis yang akan berakhir dengan amputasi.
Kalau melihat gambaran pada foto, perlu dipertimbangkan adanya infeksi akibat abrasi koral dan air laut. Pada saltwater infection seperti ini, kemungkinan etiologinya bersifat polimikrobial, mencakup bakteri seperti Aeromonas, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium spp, vibrio spp, streptococcus, dan staphylococcus.
Yang harus dilakukan pertama-tama adalah manajemen luka yang baik. Pastikan tidak ada benda asing tersisa karena sering kali pecahan koral atau pasir masih tersisa bahkan di luka yang mulai sembuh.
Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Lakukan debridement jika ada jaringan nekrotik
2. Status vaksinasi tetanus pasien
3. Berikan antibiotik.
Mengingat etiologi infeksi ini bersifat polimikrobial, maka berikan antibiotik dalam bentuk kombinasi. Regimen yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Clindamycin (jika tidak tersedia dapat diganti metronidazole + cephalosporin seperti cefixime) + Fluoroquinolone (ciprofloxacin atau levofloxacin) + doxycycline.
Berikan setidaknya selama 10-14 hari dan pantau respons klinis pasien. Jika penanganan tidak adekuat, ada risiko ulkus dan necrotizing fasciitis yang akan berakhir dengan amputasi.