Vitamin A dan ribavirin: peran pada talaksana terbaru campak pada anakKasus hari ini adalah laki-laki 2 tahun BB 11 kg datang dengan keluhan ruam kemerahan...
Perkembangan terbaru campak pada anak: peran vitamin A dan ribavirin - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Perkembangan terbaru campak pada anak: peran vitamin A dan ribavirin
Vitamin A dan ribavirin: peran pada talaksana terbaru campak pada anak
Kasus hari ini adalah laki-laki 2 tahun BB 11 kg datang dengan keluhan ruam kemerahan yang keluar 1 hari yang lalu. Awalnya didahului dengan demam 5 hari, batuk/pilek, dan mata berair. Saat datang tidak ada sesak, mencret. Anak masih mau makan dan minum. Riwayat imunisasi tidak lengkap (hanya sampai usia 4 bulan)
Pada pemeriksaan fisis:
Tanda vital normal kecuali suhu tubuh 37,6 derajat Celsius
Ruam makulopapular pada muka, badan, dan ekstremitas
Bercak Koplik (-)
Diagnosis banding: Rubela, roseola infantum, eritema infeksiosum, enterovirus, erupsi obat, meningokoksemia
Pasien didiagnosis sebagai campak stadium erupsi
Terapi
Istirahat
Minum 1000 mL/24 jam
Parasetamol 125 mg tiap 8 jam bila demam
Cetirizin 2,5 mg tiap 24 jam bila gatal
Vitamin A 200.000 IU selama 2 hari berturut-turut
Tidak berdekatan dengan ibu hamil dan anak kecil
Imunisasi dilengkapi minimal 4 minggu setelah sakit
Pelaporan ke Dinas Kesehatan
-
UPDATE MEASLES
Campak, measles, atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal sampai ± 4 hari setelah ruam timbul. Penyebaran infeksi terjadi dengan perantara droplet. Umur terbanyak kasus campak kurang dari 12 bulan, diikuti kelompok umur 1-4 dan 5-14 tahun.
Diagnosis
Anamnesis
Campak umumnya diawali dengan demam tinggi yang terus-menerus ≥38,5 derajat C disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare.
Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit yang memiliki ciri khas, yaitu diawali dari belakang telinga kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh lebih tinggi dari semula.
Pada fase ini anak dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare dapat bertambah parah sehingga anak mengalami sesak napas atau dehidrasi. Kulit kehitaman dan bersisik merupakan tanda penyembuhan.
Pemeriksaan fisis
Stadium inkubasi, berlangsung 6-21 hari (rata-rata 13 hari
Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak Koplik.
Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstremitas.
Stadium konvalesens, setelah 3 hari ruam berangsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setalah 1-2 minggu.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri. Pada ensefalopati morbili perlu diperiksa pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan analisis gas darah. Apabila terjadi enteritis: periksa feses lengkap, dan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah perlu dilakukan apabila terjadi pneumonia.
Tata laksana
Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi diberikan bila terjadi kejang, dan vitamin A.
Indikasi rawat inap: hiperpireksia, dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau adanya komplikasi. Pasien dirawat di ruang isolasi, tirah baring.
Tanpa komplikasi :
Rekomendasi WHO terbaru menyarankan pemberian vitamin A:
*Vitamin A diberikan sekali sehari selama 2 hari dengan dosis 50.000 IU pada usia < 6 bulan, pada usia 6 bulan-1 tahun 100.000 IU oral dan 200.000 IU oral pada usia > 1 tahun.
Pada anak yang menunjukkan gejala defisiensi vitamin A (Bitot spot) diberikan kembali 3 dosis vitamin A 4-6 minggu setelahnya
*Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai, jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada-tidaknya komplikasi.
Pemantauan komplikasi seperti, ensefalopati/ensefalitis, pneumonia, SSPE (subacute sclerosing panencephalitis), diare, otitis media,dll
Saat ini dikembangkan terapi ribavirin 15-20 mg/kgBB perhari oral dibagi 2-3 dosis kasus campak namun masih dalam tahapan penelitian.Dari 100 anak yang diberikan ribavirin, onset demam dan gejala penyerta lebih pendek daripada terapi suportif
Diharapkan ribavirin dapat digunakan pada kasus anak campak dengan1. komplikasi seperti pneumonia pada usia di bawah 12 bulan2. komplikasi pneumonia pada anak >=12 bulan yang membutuhkan bantuan napas ventilator3. imunosupresi berat
Imunisasi campak juga penting. Saat ini kampanye MR (imunisasi measles rubella) telah dilakukan tahap I dan II (di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa).
Sumber:
Gans H, Yvonne AM. Measles. Uptodate, 26 Oct 2018.
Pedoman pelayanan medis RSCM.2015
Saat ini untuk vaksin campak diganti dengan measles rubella (MR)
Kalau sudah berusia 9 bulan atau lebih dan baru saja terkena sebaiknya setelah sembuh disarankan diberikan imunisasi MR bila sebelumnya belum (jaraknya adalah minimal 1 bulan setelah sakit agar nanti imunisasi yang diberikan optimal)
Syaratnya berdasarkan petunjuk MR tahun 2017 yang dikeluarkan Kemenkes adalah: anak tidak dalam kondisi demam, batuk, pilek,dan diare.
Untuk pasien dengan penyakit berat seperti kelainan darah,ginjal,jantung,post kemoterapi,dll (ada kriteria kontraindikasi MR para anak) tidak boleh diberikan ya.🙏
Saat ini untuk vaksin campak diganti dengan measles rubella (MR)
Kalau sudah berusia 9 bulan atau lebih dan baru saja terkena sebaiknya setelah sembuh disarankan diberikan imunisasi MR bila sebelumnya belum (jaraknya adalah minimal 1 bulan setelah sakit agar nanti imunisasi yang diberikan optimal)
Syaratnya berdasarkan petunjuk MR tahun 2017 yang dikeluarkan Kemenkes adalah: anak tidak dalam kondisi demam, batuk, pilek,dan diare.
Untuk pasien dengan penyakit berat seperti kelainan darah,ginjal,jantung,post kemoterapi,dll (ada kriteria kontraindikasi MR para anak) tidak boleh diberikan ya.🙏