alo dokters.Sejak saya bergabung di alodokter, saya bahagia melihat aplikasi ini makin berkembang dan memberi manfaat bagi banyak orang.saat ini, selain...
Susahnya jumlah obat dalam e-resep - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Susahnya jumlah obat dalam e-resep
alo dokters.
Sejak saya bergabung di alodokter, saya bahagia melihat aplikasi ini makin berkembang dan memberi manfaat bagi banyak orang.
saat ini, selain masalah notifikasi yang sering kacau (walaupun sudah ganti hp), peresepan di aloshop juga ada yang membingungkan.
dari awal gabung, peresepan obat per pack (bukan per butir), cukup membingungkan. beberapa kali pasien membutuhkan jumlah yang "tidak genap sesuai 1 pack" terutama pada obat hormon, atau bila pasien sudah memiliki sisa obat di rumah.
sekarang lebih susah lagi mikir edukasinya karena tiba2 beberapa obat bisa terganti sendiri (sebetulnya kalau secara etika, penggantian obat semestinya atas seizin dokter ya?). karena beberapa pasien menginginkan obat dengan merk A, dan tidak mau merk B walaupun dijelaskan isinya sama.
dan yang terbaru, ada obat yang packnya medium /small , yang jumlahnya bisa mengacaukan edukasi jadwal kontrol pasien.
menyadur dari jawaban tim QC alodok:
"Dapat dijelaskan bahwa keterangan medium tersebut untuk antisipasi jika di apotek terdekat tidak tersedia yang 4 tablet maka akan diganti/subtitusi ke 10 tablet, agar pasien tetap mendapatkan obatnya"
jadi dok, kalau misal saya resepkan 3 pack, maka pasien bisa dapat 12 tablet, atau 30 tablet (jauh banget bedanya). kalau saya sampaikan cukup konsumsi 12 hari, maka pasien akan bingung: kenapa diresepkan banyak sekali dok? kemudian pasien akan merasa dirugikan đź«
apakah tidak lebih baik peresepan obat per butir saja seperti pada umumnya peresepan offline?
apakah sistem/apotik akan dirugikan jika peresepan per butir?
apakah customer tidak akan rugi jika pada akhirnya beberapa obat yang terbeli tidak digunakan?
mohon arahan. terima kasih.
Menyambung kekacauan peresepan di Alodokter. Kalau untuk sediaan tablet sejak awal mmg harus diresepkan per 10 tablet atau ada yang cuma 1 tablet pun tidak masalah, tinggal pasien diedukasi cara dan dosis obat tsb yang benar.
Beda hal dengan sediaan salep, untuk sistem small, medium dan large tidak masalah. Hanya tulisan angka di depannya itu yang sangat menganggu, semisal : 4 Large x1. Bayangan saya pasien akan membeli 4 tube salep dalam resep itu padahal sbnrnya dokter hanya ingin meresepkan 1 tube saja.
Apa maksud dari "4 Large" ini? Kalau benar 4 tube ukuran large, artinya pasien dipaksa membeli 4 tube salep ukuran besar dgn sistem peresepan skrg. Tentu hal ini sangat merugikan buat pasien dan mencurigakan sekali.
Semoga ada penjelasan yang benar, jelas dan terang akan hal ini.
Terima kasih.
Alo, dr. Diah Adiyani Kartikaratri, Sp.OG
Terima kasih atas saran yang sudah diberikan,
Izinkan saya untuk menjelaskan beberapa hal. Tujuan utama dari substitusi obat adalah agar pasien bisa dengan segera mendapatkan obat yang dibutuhkan dalam jangka waktu cepat. Dikarenakan kondisi stok obat di setiap Apotek di seluruh Indonesia sangat bervariasi, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat menjamin kecepatan pengiriman satu merk obat tertentu kalau satu merk obat tertentu.
Tentu saja substitusi tidak akan dilakukan apabila merk tersebut kebetulan memang tersedia di apotek terdekat dekat lokasi pasien.
Sistem substitusi obat di Alodokter juga secara berkala ada di dalam pengawasan Apoteker Aloshop dan tim Medical Alodokter untuk memastikan obat-obatan yang didapatkan oleh pasien sesuai dengan yang Dokter resepkan.
Mengenai fitur substitusi kemasan di Alo, mengingat banyaknya variasi kemasan obat-obatan topikal, vitamin dan suplemen, maka Alodokter memberlakukan substitusi kemasan obat sesuai dengan golongan obatnya.
Obat-obatan topikal dan golongan suplemen serta vitamin yang masuk dalam golongan kemasan yang sama, maka dapat tersubstitusi secara otomatis, dengan jumlah obat yang akan diterima pasien, menyesuaikan dengan jumlah obat yang Dokter resepkan di awal.
Sekali lagi substitusi kemasan ini hanya berlaku untuk obat-obatan topikal tertentu, vitamin dan suplemen. Substitusi TIDAK berlaku untuk obat label merah (golongan obat keras).
Sayangnya sampai sekarang, belum bisa diberlakukan sistem penjualan obat per butir di Aloshop dan ecommerce lainnya, karena penjualan obat masih melibatkan kesiapan di apotek rekanan.
Kami tentunya juga masih terus mengevaluasi sistem ini agar bisa semakin baik lagi kedepannya.
Semoga dapat menjawab beberapa pertanyaan Dokter.
Terima kasih informasinya dokter, mungkin saran saja kalau memang di aloshop tidak tersedia, jangan dicantumkan supaya pasien tidak berharap obatnya ada padahal diperesepan tidak ada obatnya. Seperti contoh pasien biasa menggunakan blocand 16 mg, dan di aloshop ada obat tersebut, sementara di resep elektronik tidak tersedia (tidak muncul nama obat dengan dosis yg diminta). Kalau memang tidak tersedia mungkin bisa ada pilihan beli di apotek terdekat dengan membawa resep obat tersebut. Selain itu tidak semua pasien beli secara online, dimana yg di luar jangkauan apotek kerjasama juga tidak beli secara online.
Bila saya seorang pasien yang menerima subtitusi obat yang tidak sesuai dengan obat yang diresepkan dan dijelaskan oleh dokter yang memberi pengobatan maka sebagai seorang yang awam dalam bidang kedokteran, akan banyak pertanyaan dan reaksi yang timbul dalam benak saya:
1. Apakah khasiat obat ini benar-benar sama. Meskipun dokter pemeriksa mungkin sudah menjelaskan kemungkinan obat yang diberikan diganti dengan obat lain yang sejenis namun saya akan tetap merasa ragu apakah obat pengganti memiliki khasiat yang benar-benar sama dengan merek yang diresepkan oleh dokter. Apalagi kalau saya telah terbiasa mengkonsumsi atau menggunakan obat yang diresepkan oleh dokter untuk jangka waktu yang cukup lama dan merasa cocok dengan obat tersebut, maka secara psikologis, penggantian obat dengan merek atau kemasan yang lain akan sangat mempengaruhi suasana psikologis hati saya dan kemungkinan akan berpengaruh terhadap penyembuhan penyakit saya.
2. Kenapa obat yang diresepkan diganti oleh apotek. Kenapa Apotek tidak berusaha menyiapkan obat yang diresepkan oleh dokter. Apakah obat yang diresepkan dokter telah habis terjual atau apotek mau mencari keuntungan untuk melariskan obat lain yang kurang laku, atau mau menghabiskan obat yang akan segera kadaluarsa? atau, pihak apotek bermain mata dengan distributor obat tertentu? kenapa juga dokternya oke-oke saja bila obat yang resepkan diganti begitu saja oleh apotek.
3. Menyalahkan obat pengganti. Bila proses penyembuhan lambat atau lebih lama dari harapan maka saya yakin obat penggantinya tidak cocok untuk saya, dan bila timbul gatal-gatal, mual atau penyakit yang bertambah berat maka saya akan merasa bahwa obat pengganti yang diberikan oleh apotek memiliki efek samping yang banyak dan karena itu saya akan menghubungi kembali dokter pribadi saya untuk memberi obat yang pertama kali diresepkan oleh dokter.
4. Saya mungkin akan kurang patuh minum obat. Saya yakin obat pertama yang diresepkan oleh dokter akan lebih bermanfaat daripada obat pengganti yang diberikan oleh apotek, karena itu saya akan coba minum satu atau dua tablet saja dahulu dan bila tidak ada perubahan akan segera saya hentikan.
5. Saya akan mengganti dokter atau berkonsultasi dengan dokter lainnya. Saya mungkin akan berpikir untuk mengganti dokter lain saja karena dokternya iya-iya saja obatnya diganti oleh apotek sedangkan kondisi saya sepertinya tidak ada perobahan. saya akan mencoba dokter lain saja yang bukan dari Alomedika.
Terima kasih
Alo, dr. Diah Adiyani Kartikaratri, Sp. OG
Untuk substitusi obat, masing-masing obat akan memilki pengelompokan small - middle - large yang berbeda-beda, Dok, tergantung dari sediaan yang ada di Apotek. Jika Dokter meresepkan obat dari golongan kemasan small, apabila tidak tersedia, maka tidak akan tersubstitusi ke golongan kemasan obat lainnya, Dok, dan karena tidak ada pilihannya, maka Dokter tidak akan bisa meresepkan produk obat tersebut. Demikian yang dapat saya sampaikan, Dok. Terima kasih,