Alo dr. Intan, izin ikut berdiskusi

Prinsip penatalaksanaan dislipidemia sangat berkaitan dengan faktor risiko kardiovaskular yang dimiliki pasien, sehingga dari faktor resiko tersebut kita akan menentukan terapinya dengan perbaikkan gaya hidup saja atau perlu ditambahkan oleh obat obatan. Penatalaksanaan dislipidemia memiliki empat aspek utama:

-Penilaian dan stratifikasi risiko berdasarkan kriteria eksplisit
-Perubahan gaya hidup seperti aktivitas fisik dan modifikasi diet
-Untuk pasien dengan kadar kolesterol tinggi, penggunaan obat golongan statin merupakan pilihan utama (pada beberapa kondisi dapat pula digunakan bile acid sequestrants, ezetimibe, atau niasin)
-Untuk pasien dengan kadar trigliserida tinggi, pilihan terapi adalah golongan fibrat, niasin, asam lemak omega tiga dan diet lemak tidak jenuh. 

Berikut sumber yang saya baca, mungkin ada sejawat lain yang ingin menambahkan, CMIIW:
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/dislipidemia/penatalaksanaan

Alo dok..izin berdiskusi. tata laksana dislipidemia  merujuk PERKENI 2019..yg pertama  berdasarkan ada tidaknya penyakit cardiovascular (PJK) atau yg setara, seperti penyakit arteri perifer + DM (resiko sangat tinggi) ..jika ada, berapapun kadar LDL nya harus lgsg diterapi dengan target terapi <70mg/dl, jika tanpa DM (resiko tinggi) langsung diterapi dg targeyt <100. . jika tidak ada penyakit cardiovascular maka harus dievalusi/diskreening faktor resiko mayornya seperti (merokok, HT, HDL yg rendah <40, riwayat keluarga PJk,usia >55th pd wanita, > 45 th pd laki2) . jika ada 0-1  faktor resiko mayor, mk diterapi jika kadar LDL >=190 dg target penurunan smp <160mg/dl. jika ada 2FR mayor  mk diterapi jk kadar LDL >=160 dg target terapi <130mg/dl. jika ada >2 FR mayor diterapi jika DL >=130, target terapi <130. .. tentunya diawal harus diedukasi untuk perubahan gaya hidup juga.  untuk pemilihan regimen obat nya tergantung kondisi pasien, bisa dg high intense, moderate atau low intense statin. terimakasih banyak, semoga bermanfaat.