Pemberian profilaksis antibiotik jangka panjang diharapkan dapat mengurangi risiko rekurensi dan progresi demam rematik. Demam rematik adalah penyakit inflamasi non-supuratif yang timbul akibat infeksi group A beta-hemolytic Streptococcus (GAS). Demam rematik memiliki risiko rekurensi yang tinggi serta dapat berprogresi menjadi penyakit jantung rematik atau komplikasi lainnya.[1-3]
Peran Antibiotik Profilaksis pada Demam Rematik Menurut Pedoman Klinis
Pada penanganan demam rematik, antibiotik profilaksis digunakan sebagai pencegahan sekunder rekurensi demam rematik dan penyakit jantung rematik. Menurut pedoman klinis, antibiotik profilaksis direkomendasikan pada anak, remaja, dan dewasa yang telah didiagnosis demam rematik atau penyakit jantung rematik berdasarkan ekokardiografi. Selain itu, profilaksis juga diberikan pada anak dan remaja dengan penyakit jantung rematik lanjut.[2-4]
Dalam menggunakan profilaksis antibiotik jangka panjang pada demam rematik, WHO menganjurkan untuk mempertimbangkan risiko infeksi GAS, waktu sejak episode demam rematik terakhir, jumlah kekambuhan sebelumnya, serta ketersediaan layanan kesehatan lanjutan untuk mengatasi komplikasi seperti penyakit katup jantung akut. Profilaksis per oral dapat menjadi alternatif jika pemberian intramuskular (IM) tidak memungkinkan, misalnya jika ada keterbatasan akses ke faskes.
Pada pasien dengan risiko rendah rekurensi demam rematik atau pasien dengan penyakit katup jantung berat seperti stenosis mitral atau aorta, penggunaan profilaksis oral lebih dianjurkan. Lebih lanjut lagi, WHO menyatakan bahwa penghentian antibiotik profilaksis jangka panjang dapat dipertimbangkan pada anak dengan ekokardiografi normal setelah 1–2 tahun.[2]
Basis Bukti Efikasi Profilaksis Antibiotik Jangka Panjang pada Demam Rematik
Sebuah tinjauan sistematik dari Cochrane mengevaluasi data dari 11 penelitian dengan total 3951 partisipan. Analisis menunjukkan bahwa antibiotik, terutama benzatin benzilpenicillin intramuskular, secara signifikan mengurangi risiko kekambuhan demam rematik dibandingkan tanpa antibiotik (0,7% vs 1,7%) dan lebih efektif dibandingkan antibiotik oral (0,1% vs. 1%).
Meski begitu, perlu dicatat bahwa peneliti Cochrane menyatakan bukti tentang dampak antibiotik profilaksis jangka panjang terhadap mortalitas pada penyakit jantung rematik lanjut masih terbatas, sementara risiko hipersensitivitas dan reaksi lokal lebih tinggi pada pasien yang mendapat terapi antibiotik. Perlu dicatat pula bahwa sebagian besar studi dalam tinjauan ini dilakukan ≥50 tahun lalu dengan metodologi yang berisiko bias dan kurang relevan dengan praktik modern.[1]
Pilihan Profilaksis Antibiotik Jangka Panjang pada Demam Rematik
Antibiotik profilaksis jangka panjang digunakan sebagai pencegahan sekunder pada kasus demam rematik. Pilihan terapi lini pertama adalah benzatin benzylpenicillin dengan dosis 1.200.000 unit jika berat badan ≥20 kg dan 600.000 unit jika berat badan <20 kg, diberikan secara intramuskular setiap 28 hari.
Pilihan terapi lini kedua adalah penicillin V 250 mg per oral, diberikan dua kali sehari. Jika pasien memiliki alergi terhadap penicillin, maka alternatif yang bisa diberikan adalah erythromycin 250 mg per oral, diberikan dua kali sehari. Durasi pemberian disesuaikan dengan kondisi klinis pasien, yakni berkisar antara 12 bulan hingga 10 tahun. Pertimbangan pemilihan durasi antibiotik tertera pada Tabel 1.[2,4]
Tabel 1. Durasi Pemberian Profilaksis Antibiotik Jangka Panjang pada Demam Rematik
Diagnosis | Durasi Profilaksis | Indikasi Penghentian | Ekokardiografi Ulang Setelah Penghentian |
Kondisi demam rematik akut tanpa keterlibatan jantung | |||
Possible demam rematik akut | 12 bulan, kemudian evaluasi ulang keperluan melanjutkan antibiotik | Tidak ada tanda dan gejala demam rematik akut dalam 12 bulan | Setelah 1 tahun |
Ekokardiografi normal | |||
Probable demam rematik akut | Minimal 5 tahun setelah episode demam rematik akut terakhir, atau sampai usia 21 tahun. | Tidak ada tanda dan gejala demam rematik akut dalam 5 tahun. | Pada 1, 3, dan 5 tahun. |
Ekokardiografi normal | |||
Definite demam rematik akut | Minimal 5 tahun setelah episode demam rematik akut terakhir, atau sampai usia 21 tahun. | Tidak ada tanda dan gejala demam rematik akut dalam 5 tahun. | Pada 1, 3, dan 5 tahun. |
Ekokardiografi normal | |||
Definite demam rematik akut dengan keterlibatan jantung: disesuaikan keparahan | |||
Borderline | Pada kondisi risiko tinggi: Minimal 2 tahun setelah diagnosis. | Tidak ada demam rematik akut probable atau definite dalam 10 tahun. | Evaluasi klinis dan ekokardiografi ulang pada 1-2 tahun setelah diagnosis, dan 1-2 tahun setelah menghentikan profilaksis. |
Jika masih ada pada 2 tahun, lanjutkan selama 2 tahun berikutnya dan lakukan evaluasi ulang. | Normalisasi ekokardiografi setelah pemantauan minimal 2 tahun. | ||
Mild | Jika ada riwayat demam rematik akut: Minimal 10 tahun setelah episode terakhir, atau hingga usia 21 tahun | Tidak ada demam rematik akut definite atau probable dalam 10 tahun terakhir, tidak ada progresi penyakit jantung reatik. | Pada 1, 3, dan 5 tahun |
Jika tidak ada riwayat demam rematik akut dan berusia <35 tahun: Minimal 5 tahun setelah diagnosis penyakit jantung rematik atau hingga usia 21 tahun | Gambaran ekokardiografi stabil selama 2 tahun | ||
Moderate | Jika ada riwayat demam rematik akut: Minimal 10 tahun setelah episode terakhir, atau hingga usia 35 tahun | Tidak ada demam rematik akut definite atau probable dalam 10 tahun terakhir, tidak ada progresi penyakit jantung reatik. | Setiap 12 bulan |
Jika tidak ada riwayat demam rematik akut dan berusia <35 tahun: Minimal 5 tahun setelah diagnosis penyakit jantung rematik atau hingga usia 35 tahun | Gambaran ekokardiografi stabil selama 2 tahun | ||
Severe | Jika ada riwayat demam rematik akut: Minimal 10 tahun setelah episode terakhir, atau hingga usia 40 tahun | Penyakit katup jantung/fungsi jantung stabil pada ekokardiogram serial selama 3 tahun, ATAU | Setiap 6 bulan |
Jika tidak ada riwayat demam rematik akut: Minimal 5 tahun setelah diagnosis penyakit jantung rematik atau hingga usia 40 tahun | Pasien atau keluarga lebih memilih untuk berhenti karena bertambahnya usia atau end of life care |
Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2025.[2,4]
Kesimpulan
Berbagai pedoman klinis menyarankan pemberian profilaksis antibiotik jangka panjang pada kasus demam rematik untuk mencegah rekurensi dan progresi penyakit. Benzatin benzilpenicillin intramuskular merupakan terapi lini pertama, tetapi penicillin V oral dapat dipilih pada kondisi tertentu. Durasi pemberian antibiotik profilaksis bervariasi tergantung skenario klinis masing-masing pasien, yakni berkisar antara 12 bulan atau hingga 10 tahun pada kasus yang berat.
Meski begitu, perlu diketahui bahwa basis bukti efikasi antibiotik profilaksis jangka panjang masih berasal dari studi jaman dahulu (>50 tahun) yang memiliki risiko bias tinggi. Uji klinis acak terkontrol lebih baru dan lebih besar diperlukan untuk memastikan untung-rugi pemberian profilaksis antibiotik jangka panjang pada kasus demam rematik, serta untuk menyajikan bukti yang lebih sesuai dengan konteks medis masa kini.