Minoxidil merupakan obat yang kerap digunakan dalam penanganan kerontokan atau kebotakan rambut, seperti yang dialami pasien alopecia. Minoxidil umumnya digunakan secara topikal dalam sediaan 2% dan 5%. Seiring dengan berkembangnya penelitian, penggunaan minoxidil secara oral juga diduga bermanfaat dalam mengatasi alopecia.[1,2]
Peran Minoxidil dalam Penanganan Alopecia
Penanganan utama alopecia adalah mengatasi kondisi yang menyebabkan terjadinya alopecia. Di sisi lain, terapi suportif untuk meningkatkan pertumbuhan rambut juga tetap perlu dilakukan. Pemberian minoxidil topikal telah dilaporkan menghasilkan luaran yang baik pada kondisi alopecia androgenetik pria, alopecia areata, alopecia androgenetik wanita, liken planoplanis, sindrom anagen, dan moniletrix.[3-6]
Minoxidil bekerja dengan menyebabkan vasodilatasi dari pembuluh darah perifer sekitar akar rambut. Vasodilatasi pembuluh darah bermanfaat dalam menjaga suplai nutrisi dan oksigen ke jaringan sekitar. Dengan nutrisi yang cukup pada akar rambut, pertumbuhan dan kekuatan akar rambut diharapkan meningkat. Penggunaan Minoxidil dapat menyebabkan pemendekan fase telogen dan memperpanjang fase anagen. Selain itu, pada beberapa studi dilaporkan adanya peningkatan diameter rambut dengan penggunaan minoxidil.[1,7-8]
Keterbatasan Terapi Minoxidil Topikal
Penggunaan minoxidil secara topikal merupakan terapi utama pada kondisi kerontokan rambut, termasuk alopecia. Sudah terdapat banyak penelitian yang menunjukkan efikasi dari terapi minoxidil secara topikal. Meski demikian, penggunaan minoxidil secara topikal seringkali mengalami kendala terkait kepatuhan penggunaan. Cara penggunaan yang kurang praktis, hasil tekstur rambut yang tidak nyaman, dan iritasi pada kulit menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan terapi minoxidil topikal. Selain itu, ada potensi efek samping seperti gatal, kulit bersisik pada kepala, dan hipertrikosis.[9,10]
Minoxidil oral dengan dosis 10-40 mg telah digunakan dalam penanganan hipertensi dan menunjukkan efek samping berupa hipertrikosis dan hirsutisme pada penggunaan kronis. Hal inilah yang kemudian mengarahkan pada potensi minoxidil oral untuk merangsang pertumbuhan rambut.[8]
Bukti Ilmiah Efikasi Minoxidil Topikal VS Oral
Berdasarkan beberapa studi yang sudah dilakukan, terapi minoxidil oral menunjukkan efikasi yang baik bagi pertumbuhan rambut. Dalam sebuah serial kasus yang melibatkan 100 wanita dengan alopecia androgenetik, penggunaan minoxidil oral 0,25 mg yang dikombinasikan dengan spironolactone 25 mg dilaporkan menghasilkan penurunan kerontokan rambut bermakna setelah penggunaan 6 bulan dan 12 bulan. Selain itu, pada studi retrospektif yang melibatkan 41 laki-laki dengan alopecia androgenetik, penggunaan minoxidil oral dosis 2,5-5 mg dilaporkan menghasilkan perbaikan klinis pada 90% pasien.[11-14]
Jika dibandingkan dengan terapi minoxidil secara topikal, minoxidil oral tampaknya memiliki efikasi yang serupa. Dalam sebuah uji klinis acak terkontrol yang melibatkan 52 wanita dengan alopecia androgenetik, dilaporkan bahwa terapi oral tidak menghasilkan perbedaan efikasi bermakna dibandingkan terapi topikal. Total hair density pada kelompok yang mendapat terapi topikal dilaporkan meningkat 7,2% dan pada kelompok yang mendapat minoxidil oral meningkat 12% (p=0,09). Oleh sebab itu, terapi minoxidil secara oral dianggap menjanjikan untuk digunakan sebagai terapi alternatif bagi pasien yang tidak dapat menoleransi terapi topikal.[2,9,15,16]
Pertimbangan Aspek Keamanan Minoxidil Oral
Keamanan tentunya menjadi perhatian khusus pada pemberian minoxidil oral. Meski demikian, perlu diketahui bahwa studi yang ada saat ini menunjukkan minoxidil oral dosis rendah yang dikonsumsi pada kasus alopecia dapat ditoleransi dengan baik dan hanya menyebabkan efek samping ringan.
Efek samping yang diketahui dapat terjadi dari pemberian minoxidil adalah retensi natrium dan cairan, yang dapat menyebabkan edema paru. Selain itu, potensi efek samping lain dari minoxidil oral adalah hipertrikosis, yang dapat terjadi pada penggunaan dosis 5 mg. Hipertrikosis biasanya terjadi pada daerah wajah dan trunkus.
Pemberian minoxidil oral juga dapat menyebabkan efek samping pada sistem kardiovaskular. Efek samping ini dapat berupa takikardia, hipotensi postural, dan perubahan EKG.[6,10,17]
Kesimpulan
Minoxidil topikal telah banyak digunakan untuk mengatasi kerontokan rambut seperti yang dialami pasien alopecia. Meski demikian, terapi topikal sering mengalami hambatan karena rendahnya kepatuhan terhadap pengobatan. Hal ini karena terapi minoxidil topikal kurang praktis penggunaannya, menimbulkan tekstur rambut yang kurang baik dalam hal penampilan, serta dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Studi yang tersedia saat ini mengindikasikan bahwa penggunaan minoxidil oral memiliki efikasi yang baik dan setara dengan formulasi topikal. Meski demikian, studi yang ada masih merupakan studi-studi kecil dengan standar pengukuran efikasi yang berbeda-beda (ada yang mengukur densitas rambut, ada pula yang mengukur keparahan kerontokan rambut). Selain itu, potensi komplikasi dari sediaan oral juga perlu diperhatikan, termasuk takikardia dan perubahan EKG. Uji klinis acak terkontrol skala besar masih diperlukan untuk memastikan bahwa manfaat dari pemberian terapi oral lebih besar dibandingkan potensi risikonya.