Pedoman Penanganan Infeksi Helicobacter pylori 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Oleh :
dr. Nurul Falah

Pedoman penanganan infeksi Helicobacter pylori dipublikasikan oleh American College of Gastroenterology (ACG) pada tahun 2024. Pedoman ini berisikan rekomendasi untuk mendiagnosis infeksi Helicobacter pylori menggunakan pemeriksaan seperti urea breath test dan tes antigen tinja. Pedoman ini juga menekankan pentingnya penggunaan pemeriksaan kepekaan antibiotik.

Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) merupakan penyebab utama berbagai penyakit saluran pencernaan, termasuk gastritis, ulkus peptikum, serta dapat meningkatkan risiko kanker lambung. Dalam pedoman ini, ACG menganjurkan tata laksana lini pertama menggunakan optimized bismuth quadruple therapy (BQT) selama 14 hari.[1]

Asian,Woman,Suffering,From,Stomach,Ache,,Heartburn

Tabel 1. Tentang Pedoman Klinis Ini

Penyakit Infeksi Helicobacter Pylori
Tipe Penatalaksanaan
Yang Merumuskan

American College of Gastroenterology (ACG)

Tahun 2024
Negara Asal Amerika Serikat
Dokter Sasaran Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Umum, dan Dokter Jaga IGD

Penentuan Tingkat Bukti

Pedoman ACG 2024 menggunakan pendekatan berbasis bukti untuk menentukan rekomendasi tata laksana infeksi H. pylori. Penentuan tingkat bukti dilakukan melalui penyaringan literatur dari EMBASE, MEDLINE, Cochrane, ClinicalTrials.gov, dan PubMed. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan pengambilan keputusan berbasis konsensus. Langkah awal melibatkan pengembangan pertanyaan klinis berbasis PICO (Population, Intervention, Comparator, Outcome) yang dirumuskan oleh panelis.

Setelah bukti terkumpul, tingkat kepastian bukti dinilai menggunakan metodologi GRADE (Grading of Recommendations, Assessment, Development, and Evaluation). Rekomendasi diklasifikasikan sebagai “strong” atau “conditional” berdasarkan keseimbangan manfaat dan risiko, kualitas bukti, serta implikasi bagi pasien, klinisi, maupun pembuat kebijakan.[1]

Rekomendasi Utama untuk Diterapkan dalam Praktik Klinis Anda

Pedoman ini memberikan beberapa rekomendasi penting dalam penanganan infeksi H. Pylori yang terdiri dalam beberapa bagian, antara lain indikasi untuk pemeriksaan dan pengobatan, terapi eradikasi, kepatuhan pasien, dan pencegahan infeksi berulang.[1]

Indikasi untuk Pemeriksaan dan Pengobatan

  • Semua pasien dengan gejala ulkus peptikum atau dispepsia persisten perlu menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi pylori.
  • Pemeriksaan non-invasif, seperti urea breath test dan pemeriksaan antigen tinja, lebih disarankan daripada metode invasif seperti endoskopi pada pasien yang tidak memiliki tanda-tanda komplikasi serius.[1]

Tabel 2. Kelompok Pasien yang Memerlukan Pemeriksaan dan Pengobatan untuk Helicobacter pylori

Kondisi Klinis Keterangan
Ulkus peptikum Riwayat ataupun kondisi aktif
Limfoma sel B zona marginal, tipe mucosa-associated lymphoid tissue (MALT) -
Dispepsia yang belum pernah menjalani pemeriksaan (pada pasien berusia ≤ 60 tahun) Pada populasi yang berisiko tinggi mengalami kanker gaster, lakukan pemeriksaan dan pengobatan pada pasien berusia 45-50 tahun
Dispepsia fungsional -
Anggota keluarga atau individu yang memiliki hasil positif pada pemeriksaan non-serologi untuk H.pylori

-
Pasien yang mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid jangka panjang atau baru memulai mengonsumsi aspirin dosis rendah untuk jangka panjang -
Pasien dengan anemia defisiensi besi yang tidak diketahui pasti penyebabnya -
Pasien dengan idiopathic (autoimmune) thrombocytopenic purpura

-
Pencegahan primer dan sekunder untuk adenokarsinoma gaster. Pasien dengan kondisi premaligna lambung ataupun memiliki riwayat premaligna lambung
Pasien dengan riwayat reseksi kanker lambung dini
Pasien dengan riwayat adenokarsinoma lambung
Pasien dengan adenoma lambung atau polip hiperplastik lambung
Pasien dengan riwayat keluarga inti yang mengalami kanker lambung
Individu yang berisiko tinggi mengalami kanker lambung
Pasien dengan gastritis autoimun

Rekomendasi Terapi Eradikasi

Semua pasien yang hasil pemeriksaannya positif terinfeksi H. pylori diharuskan untuk menjalani pengobatan eradikasi untuk mengurangi risiko komplikasi. Pengobatan eradikasi dilakukan dengan regimen kombinasi antibiotik dan inhibitor pompa proton (PPI). Rekomendasi terapi eradikasi dibedakan menjadi dua, yaitu untuk pasien baru dan pasien infeksi persisten.

Rekomendasi terapi eradikasi H. pylori untuk pasien baru adalah:

  • Regimen optimized bismuth quadruple therapy selama 14 hari direkomendasikan sebagai opsi terapi lini pertama. Regimen ini melibatkan penggunaan PPI, bismuth, tetrasiklin, dan metronidazole.
  • Regimen alternatif terapi lini pertama adalah rifabutin triple therapy yang mengombinasikan rifabutin, amoxicillin, dan PPI. Opsi alternatif lainnya adalah kombinasi potassium-competitive acid blocker (PCAB) dan amoxicillin, yang dapat diberikan pada kasus kecurigaan resistensi terhadap clarithromycin.
  • Pada pasien dengan kerentanan antibiotik yang tidak diketahui dan tidak ada riwayat paparan makrolida atau alergi penisilin, maka alternatif terapi PCAB-clarithromycin triple therapy selama 14 hari lebih disarankan dibandingkan terapi triple PPI-clarithromycin bila tidak tersedia pilihan terapi lini pertama lain.

Rekomendasi terapi eradikasi H. pylori untuk kasus persisten adalah:

  • Regimen optimized bismuth quadruple direkomendasikan bagi pasien yang belum pernah mendapat regimen ini sebelumnya.
  • Rifabutin triple therapy dapat digunakan pada pasien dengan kasus persisten yang sudah pernah mendapat regimen optimized bismuth quadruple therapy

  • Kombinasi vonoprazan, amoxicillin, dan clarithromycin disarankan sebagai pilihan terapi bagi pasien yang pemeriksaan isolat sensitif dengan clarithromycin.
  • Levofloxacin triple therapy disarankan sebagai pilihan terapi bagi pasien yang pemeriksaan isolat sensitif dengan levofloxacin.[1]

Rekomendasi Pemeriksaan Pasca Terapi untuk Pemantauan Pengobatan

Semua pasien yang dirawat karena infeksi H. pylori harus menjalani pemantauan dengan urea breath test, tes antigen tinja, atau tes berbasis biopsi yang dilakukan setidaknya 4 minggu setelah selesainya terapi.[1]

Rekomendasi Uji Kepekaan Antibiotik

Uji kepekaan antibiotik terhadap H. pylori direkomendasikan ketika pilihan terapi masih belum jelas setelah mempertimbangkan pengobatan sebelumnya, paparan antibiotik di masa lalu secara umum, dan apakah terdapat riwayat alergi penicillin.[1]

Peranan Probiotik dan Terapi Helicobacter Pylori

Tidak terdapat cukup bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan terapi probiotik meningkatkan efikasi atau tolerabilitas terapi eradikasi H. pylori.[1]

Perbandingan dengan Pedoman Klinis di Indonesia

Berdasarkan Konsensus Nasional Penatalaksanaan Dispepsia dan Infeksi Helicobacter Pylori di Indonesia oleh Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) pada tahun 2021, penggunaan amoxicillin dan clarithromycin dalam terapi triple PPI masih menjadi pilihan utama. Penggunaan metronidazole dalam quadruple therapy juga bisa dilakukan, terutama di wilayah dengan prevalensi tinggi terhadap resistensi clarithromycin.[2]

Selain itu, meskipun pedoman ACG merekomendasikan penggunaan levofloxacin sebagai alternatif terapi lini pertama, di Indonesia levofloxacin digunakan sebagai pilihan akhir jika pengobatan lain tidak berhasil. Sama seperti ACG, pedoman di Indonesia juga menekankan pentingnya pemeriksaan tes resistensi antibiotik untuk menyesuaikan pengobatan pada pasien dengan kegagalan terapi berulang.[1,2]

Kesimpulan

Pedoman American College of Gastroenterology (ACG) 2024 memberikan pendekatan penanganan infeksi Helicobacter pylori. Rekomendasi utama pada pedoman ini adalah:

  • Pemeriksaan non-invasif, seperti urea breath test dan pemeriksaan antigen tinja, lebih disarankan daripada metode invasif seperti endoskopi pada pasien yang tidak memiliki tanda klinis komplikasi serius.
  • Regimen optimized bismuth quadruple therapy selama 14 hari direkomendasikan sebagai opsi lini pertama bagi pasien baru dan kasus persisten yang belum pernah mendapat regimen ini sebelumnya.
  • Uji kepekaan antibiotik terhadap pylori direkomendasikan ketika pilihan terapi masih belum jelas setelah mempertimbangkan riwayat pengobatan, paparan antibiotik di masa lalu, dan apakah terdapat riwayat alergi penicillin.
  • Terapi probiotik tidak terbukti meningkatkan efikasi eradikasi pylori.

Referensi