Tidak hanya orang dewasa, perlindungan terhadap hepatitis A sangatlah penting bagi anak-anak di Indonesia. Hal ini didasarkan oleh komplikasi penyakit hepatitis termasuk hilangnya produktivitas saat sakit, beban layanan medis, serta masih seringnya terjadi wabah di Indonesia.[1-4]
Kejadian luar biasa (KLB) infeksi hepatitis misterius yang menyerang anak-anak di Indonesia pada tahun 2022 merupakan contoh nyata pentingnya perlindungan terhadap penyakit ini. Perlu diingat, metode paling efektif dalam pencegahan penularan hepatitis A adalah dengan melakukan vaksinasi hepatitis A.[5,6]
Prevalensi Hepatitis A di Indonesia
Selama periode 1998-2018, tercatat 47 insiden wabah hepatitis A di Indonesia, terutama di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Kadar anti-HAV yang rendah lebih banyak ditemukan di pulau Jawa; hal inilah yang melatarbelakangi lebih banyaknya wabah hepatitis A di Jawa.[3,7]
Berdasarkan hasil tinjauan Miranda dan Adiwinoto, infeksi hepatitis A paling sering terjadi pada anak laki-laki berusia 11-17 tahun, di Jawa Timur. Faktor risiko yang paling signifikan dapat meningkatkan penularan infeksi adalah kebiasaan tidak mencuci tangan menggunakan sabun setelah buang air besar.[8]
Pada tahun 2022, Martini dan Rahman juga menemukan bahwa wabah-wabah hepatitis A banyak terjadi di sekolah. Faktor risiko yang berhubungan dengan hepatitis A adalah konsumsi makanan mentah, makan bersama, dan minum dari gelas yang sama.[9] Banyaknya wabah yang dilaporkan terus-menerus menunjukkan bahwa tindakan preventif terhadap penularan hepatitis A masing kurang optimal dan perlu ditingkatkan. Hal ini juga sejalan dengan visi WHO yang menargetkan eliminasi virus hepatitis pada tahun 2030.[9,10]
Beban Penyakit Hepatitis A dan Pentingnya Vaksinasi
Sekitar 70% anak-anak usia <6 tahun yang mengalami infeksi hepatitis A tidak bergejala, sedangkan orang dewasa yang terinfeksi hepatitis A mengalami hepatitis akut. Walau jarang, orang dewasa dapat mengalami gagal hati akibat hepatitis A. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipikirkan bahwa seiring bertambahnya usia, beban penyakit hepatitis A juga dapat meningkat. Dalam hal ini, vaksinasi hepatitis A menjadi salah satu upaya penting untuk mencegah morbiditas dan mortalitas.[11]
Berdasarkan studi kohort tahun 2014 oleh Suwantika et al., pemberian 2 dosis vaksinasi hepatitis A akan mengurangi beban biaya pengobatan hepatitis A dalam jumlah yang besar, sebanyak 3 juta dollar (setara dengan 50 milyar rupiah). Beban biaya di tahun 2024 diperkirakan akan lebih besar karena berhubungan dengan meningkatnya inflasi.[12]
Vaksin Hepatitis A
Sejak tahun 1992, vaksin hepatitis A mulai diproduksi secara komersial dan saat ini terdapat 2 jenis vaksin hepatitis A, yaitu yang bersifat inaktif (Hep A-I) dan yang hidup tetapi dilemahkan (Hep A-L). Kedua jenis vaksin ditemukan efektif dalam pencegahan infeksi hepatitis A.[13]
Meski demikian, terdapat kekhawatiran adanya risiko transmisi virus dari vaksin Hep A L ke lingkungan akibat masih terdeteksinya isolat HAV dari 70% sampel feses penerima vaksin Hep A-L. Oleh karenanya, penggunaan vaksin Hep A-I lebih disukai.[13,14]
Efikasi dan Keamanan Vaksin Hepatitis A Inaktivasi
Uji acak terkontrol di Thailand pada 33.586 anak berusia 1-16 tahun menunjukkan vaksin Hep A-I 95% efektif dalam mencegah infeksi virus hepatitis A*. Stuurman et al. dan André et al. juga menilai bahwa pemberian vaksin HepA-I dapat direkomendasikan untuk pengendalian KLB.[11,15,16]
Hasil studi Findor et al. menunjukkan bahwa terjadi 96% serokonversi dalam waktu 15 hari pada 60 anak-anak yang diberikan dosis pertama vaksin HepA-I. Dalam waktu 1 bulan, semua anak mengalami serokonversi dengan pemberian 1 dosis vaksin HepA-I.
Konversi 100% juga ditemukan dalam waktu 1 bulan pada studi lain yang meneliti pemberian vaksin HepA-I dosis pertama.[17,18]
Vaksin HepA-I juga dilaporkan ditoleransi dengan baik, dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang paling sering dilaporkan adalah demam, ruam, mual, nyeri kepala dan reaksi lokal pada area injeksi.[18]
Perlindungan Jangka Panjang dengan Vaksin HepA-I
Studi yang dilakukan selama 20 tahun oleh Theeten et. al. menyimpulkan bahwa vaksin Hep A-I terbukti efektif memberikan perlindungan terhadap hepatitis A hingga 20 tahun. Hal ini ditandai oleh tingkat kekebalan yang tinggi pada lebih dari 97% subjek penelitian.[19]
Penurunan kadar titer antibodi terjadi dalam 24 bulan pertama setelah dilakukan vaksin sebelum akhirnya menjadi stabil. Antibodi tersebut diperkirakan bertahan 20-25 tahun setelah diberikan vaksin dosis kedua.[19]
Agrawal et al. juga memperkirakan bahwa antibodi yang dihasilkan setelah vaksinasi dua dosis vaksin HepA-I pada masa kanak-kanak dapat bertahan setidaknya 50 tahun sehingga tetap bermanfaat pada saat dewasa.[20]
Hal ini menegaskan bahwa vaksin Hep A-I memberikan perlindungan jangka panjang yang signifikan. Dua dosis vaksin Hep A-I dapat memberikan perlindungan jangka panjang baik pada anak-anak maupun dewasa.[13,19-21]
Rekomendasi Penggunaan Vaksin Hepatitis A Inaktivasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan pemberian vaksin hepatitis A melalui suntikan intramuskular mulai usia ≥ 12 bulan dengan skema dua dosis, diberikan dengan interval 6-18 bulan. Selain itu, studi Global Burden of Disease (GBD) juga merekomendasikan vaksinasi hepatitis A bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke negara-negara di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.[22,23]
Kesimpulan
Perlindungan terhadap hepatitis A sangatlah penting di Indonesia, terbukti dari masih seringnya wabah infeksi virus ini terjadi. Implementasi kebiasaan mencuci tangan, penanganan makanan, dan sanitasi lingkungan di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Infeksi hepatitis A paling banyak dilaporkan pada anak-anak usia 11-17 tahun di Indonesia. Meski demikian, morbiditas dan mortalitas lebih banyak ditemui pada kasus dewasa. Hal ini menandakan semakin tingginya beban penyakit hepatitis A seiring meningkatnya usia.
Terdapat dua jenis vaksin hepatitis A, yaitu vaksin hepatitis A yang bersifat inaktif (HepA I) dan virus yang dilemahkan (HepA-L). Vaksin HepA-I diteliti mempunyai efikasi dan profil keamanan yang baik. Vaksin HepA-I juga memberikan perlindungan dalam jangka panjang, bahkan lebih dari 20 tahun setelah vaksinasi sehingga masih dapat memberikan perlindungan hingga dewasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan vaksinasi hepatitis A.
Vaksin hepatitis A direkomendasikan untuk semua anak Indonesia dan dapat diberikan sebanyak 2 dosis, mulai dari usia 1 tahun ke atas. Vaksin juga dapat diberikan pada wisatawan yang akan mengunjungi Indonesia.
*Berdasarkan efikasi kumulatif yang mencakup 2 dosis hepatitis A dan juga dosis booster (95% CI, 82% - 99%)
Singkatan: KIPI, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Hanya untuk Tenaga Kesehatan
GSK Indonesia,
RDTX Square 19th floor,
Jl. Prof. DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930
Tel (62-21)2553 2350
NP-ID-HAV-NLTR-240001 AD: Jul 2024 ED: Jul 2026
©️2024 Grup perusahaan GSK atau pemberi lisensinya.