Albumin intravena sering diberikan dalam bermacam kondisi klinis dengan tujuan untuk memperbaiki hemodinamik, membantu removal cairan, atau menangani komplikasi dari sirosis. Albumin adalah protein plasma yang memiliki peran penting untuk menjaga tekanan onkotik dan berfungsi sebagai pembawa berbagai molekul penting, termasuk obat-obatan, hormon, dan asam lemak.[1]
Albumin juga merupakan prediktor morbiditas dan mortalitas yang cukup akurat pada setting kondisi emergensi dan perawatan pasien kritis. Selain itu, albumin merupakan indikator berbagai kegagalan organ terutama fungsi hepar dan ginjal. Pemberian albumin sering kali dilakukan pada kondisi seperti hipovolemia, sepsis, luka bakar, sirosis, atau pada pasien perioperatif. Penggunaan albumin telah diteliti dalam berbagai skenario klinis untuk menentukan manfaat dan risiko terkait terapi ini.[1]
Sekilas tentang Fungsi Albumin
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)