Rehabilitasi Paru pada Pasien COVID-19

Oleh :
dr.Nurfanida Librianty, Sp.P, FAPSR

Pasien coronavirus disease 2019 (COVID-19) memerlukan rehabilitasi paru untuk meningkatkan prognosis, fungsi organ, dan kualitas hidup. Rehabilitasi paru terdiri dari latihan otot respirasi, batuk yang efektif, cara mengeluarkan droplet, serta rehabilitasi otot gerak dan abdomen. Derajat gangguan respirasi, fisik, dan psikologis yang terjadi bervariasi pada pasien COVID-19. Data dunia dari 205 negara menunjukkan bahwa sebanyak 8,2% pasien COVID-19 menderita kasus berat, dengan gagal napas progresif yang mirip dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS). [1-4]

Urgensi Rehabilitasi Paru

Gangguan multipel dari fungsi sistemik tubuh akibat COVID-19 masih belum jelas apakah reversible atau tidak, jika virus bertahan lama di dalam pasien. Studi menunjukkan pasien pasca rawat inap dengan severe acute respiratory syndrome (SARS) memiliki gejala sisa berupa disfungsi paru restriktif, palpitasi, tremor, dan sesak, yang semuanya berefek pada aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Gejala sisa tersebut disebabkan berbaring di tempat tidur yang terlalu lama, efek terapi steroid, serta residu perubahan patologi seperti atelektasis, alveolitis persisten, fibrosis paru, dan kelemahan otot. [1]

Referensi