Pendahuluan Sodium Tiosulfat
Sodium tiosulfat atau natrium tiosulfat merupakan obat golongan garam sulfat yang bermanfaat sebagai antidotum pada keracunan sianida. Obat ini dapat diberikan tunggal atau kombinasi dengan sodium nitrit atau hidroksikobalamin. Sodium tiosulfat juga dapat digunakan untuk penanganan penyakit langka calciphylaxis pada pasien dengan gagal ginjal, dan dapat menurunkan toksisitas cisplatin pada pasien yang sedang menjalani kemoterapi.[1,3,5,6,12]
Sodium tiosulfat berbentuk padat, yaitu berupa serbuk kristal atau granula yang tidak berbau, tidak berwarna atau berwarna putih, dan bersifat higroskopik atau dapat menyerap kelembaban dari udara. Namun, sodium tiosulfat untuk antidotum tersedia dalam bentuk larutan atau solution yang sudah tercampur dengan air, kalium klorida (KCl), dan asam borat.[1,2,7,10,11]
Sodium tiosulfat dapat menyebabkan efek samping hipotensi, sakit kepala, disorientasi, mual, muntah, dermatitis kontak, hipersensitivitas, hipernatremia, dan asidosis metabolik. Untuk mencegah terjadinya efek samping tersebut, maka perlu dilakukan pengawasan klinis dalam waktu 24–48 jam setelah injeksi diberikan.[7,11,12]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)