Pendahuluan Basiliximab
Basiliximab adalah agen imunosupresan yang digunakan untuk profilaksis respons penolakan akut setelah transplantasi ginjal. Regimen imunosupresan yang digunakan bersama basiliximab adalah siklosporin dan kortikosteroid. Namun, efikasi basiliximab untuk profilaksis respons penolakan akut setelah transplantasi organ solid lain (selain ginjal) belum diketahui dengan pasti.[1,2]
Basiliximab merupakan antibodi monoklonal DNA-derived chimeric rekombinan. Obat ini bekerja dengan cara menginhibisi aktivasi limfosit yang dimediasi IL-2, yakni respons imun yang terlibat dalam penolakan pascatransplantasi. Basiliximab memiliki afinitas tinggi terhadap IL-2Rα dan dapat menghambat IL-2 terikat dengan limfosit T yang terstimulasi antigen.
Efek samping basiliximab yang paling sering dilaporkan adalah masalah gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dispepsia, nyeri perut, dan konstipasi. Efek samping lainnya adalah demam, infeksi oportunistik, edema perifer, infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, nyeri kepala, hipertensi, insomnia, dan anemia.[1-4]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)