Pendahuluan GERD
Gastroesophageal reflux disease atau GERD adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya refluks isi lambung ke dalam esofagus yang menyebabkan gejala atau komplikasi medis. Diagnosis GERD biasanya dicurigai pada pasien dengan gejala klasik, seperti heartburn, dan respon terhadap terapi empiris.
Diagnosis GERD dapat ditegakkan dengan mengevaluasi gejala klinis, respons terhadap obat penekan asam seperti omeprazole, serta pengujian objektif dengan endoskopi. Sebagai contoh, adanya gejala khas seperti heartburn, yang disertai perubahan endoskopi seperti esofagitis erosif atau Barrett esofagus sangat spesifik untuk diagnosis GERD. Meskipun begitu, anamnesis saja telah terbukti sangat bermanfaat dalam penegakan diagnosis, terutama bisa pasien mengeluhkan heartburn dan regurgitasi asam. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah membedakan heartburn akibat GERD dengan nyeri dada pada sindrom koroner akut.[2-4]
GERD biasanya memerlukan manajemen jangka panjang. Penatalaksanaan perlu mencakup modifikasi gaya hidup atau terapi medikamentosa. Modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan elevasi kepala tempat tidur yang telah terbukti mengurangi paparan asam esofagus. Selain itu, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian relaksasi sfingter esofagus transien (TLESR) juga harus dihindari, termasuk merokok, konsumsi alkohol, makan malam dalam jumlah besar, dan asupan makanan tinggi lemak. Pada pasien dengan kelebihan berat badan atau obesitas, penurunan berat badan sangat dianjurkan.
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)