Pendahuluan Konstipasi
Konstipasi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan dengan kesulitan saat buang air besar. Gejala dapat ditandai dengan frekuensi buang air besar yang jarang, tinja yang keras dan padat, usaha mengejan berlebihan, rasa tidak lampias setelah buang air besar, atau penyumbatan. Pada beberapa kasus, dibutuhkan manuver manual untuk melakukan evakuasi.
Mekanisme timbulnya konstipasi fungsional masih belum sepenuhnya dimengerti. Beberapa faktor yang diduga terlibat dalam terjadinya konstipasi adalah jenis diet, predisposisi genetik, dan motilitas kolon. Asupan makanan rendah serat, asupan air yang kurang, dan gaya hidup sedenter dapat menjadi faktor risiko konstipasi. Sementara itu, konstipasi fungsional kronik diduga berkaitan dengan gut-bran axis, hipersensitivitas visceral, kelainan pada fungsi sensorik atau motorik, transit kolon yang tertunda, dan persepsi sentral yang berubah.[1]
Diagnosis konstipasi dapat ditegakkan berdasarkan kriteria Rome IV yang menggantikan kriteria Rome III. Menurut kriteria Rome IV untuk konstipasi, pasien harus mengalami setidaknya dua dari gejala berikut selama 3 bulan:
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)