Pendahuluan Gigitan Hewan
Gigitan hewan merupakan trauma fisik yang ditandai dengan rusaknya atau koyaknya jaringan akibat gigitan, misalnya gigitan anjing atau kucing. Hewan yang menggigit manusia dapat berupa hewan liar maupun binatang peliharaan, yang kemudian menyebabkan risiko perdarahan dan infeksi pada manusia. Cedera tumpul dapat terjadi jika hewan menggoyangkan kepala, yang umumnya terjadi pada gigitan anjing. Sementara itu, luka gigitan kucing umumnya tidak tampak berbahaya, sehingga sering menimbulkan kelalaian dalam tata laksana.[1-3]
Etiologi pada kasus gigitan hewan dapat melibatkan flora normal pada mulut hewan penyebab. Pasteurella spp dan Capnocytophaga spp merupakan mikroorganisme yang paling sering ditemukan pada isolasi gigitan anjing ataupun kucing.[4]
Anamnesis meliputi seluruh informasi mengenai kejadian gigitan hewan, terutama waktu, tempat, kondisi, jenis hewan, pemilik hewan, dan vaksinasi hewan perlu digali secara mendalam. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memastikan pasien dalam kondisi stabil dan tidak mengancam nyawa terlebih dahulu. Keluhan dapat berupa nyeri, edema, eritema yang dirasakan pada lokasi gigitan hewan. Pemeriksaan laboratorium dilakukan jika ada indikasi infeksi mikroorganisme, sedangkan pencitraan dilakukan jika terdapat indikasi perdarahan intrakranial, fraktur (terbuka atau tertutup), maupun kerusakan organ dalam.[5]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)