Pendahuluan Transplantasi Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang, disebut juga bone marrow transplant, atau transplantasi sel punca merupakan proses pemberian sel sumsum tulang yang sehat yang berasal dari pendonor kepada resipien atau pasien yang mengalami disfungsi sumsum tulang. Transplantasi sumsum tulang dapat dilakukan pada pasien dengan leukemia, multiple mieloma, limfoma, anemia aplastik, imunodefisiensi, atau myelofibrosis. Sumsum tulang merupakan jaringan yang berada pada bagian tengah tulang, yang kaya akan sel punca.[1,2] Beberapa kriteria pasien yang dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan terapi transplantasi sumsum tulang selain indikasi medis, yaitu usia yang lebih muda, memiliki calon donor dengan human leukocytes antigens (HLA) yang sesuai, penyakit komorbid terkontrol atau masih dapat ditoleransi, menderita penyakit yang responsif terhadap terapi dan dengan risiko yang rendah untuk mengalami relaps setelah transplantasi, serta memiliki status sosioekonomi yang baik.[3,4]
Sumber donor transplantasi sumsum tulang dapat dibagi menjadi autolog, syngeneic, dan alogenik. Autolog yaitu bila sumber donor berasal dari pasien. Syngeneic bila sumber donor berasal dari orang lain yang merupakan kembar identik dari resipien. Sementara itu, alogenik bila sumber donor berasal dari orang lain atau anggota keluarga resipien.[1,5]
Persiapan sebelum transplantasi sumsum tulang antara lain menentukan sumber donor, pemberian regimen preparatif pada pasien untuk mencegah penolakan sel punca baru, serta eradikasi sel neoplasma. Regimen preparatif yang cukup sering digunakan antara lain total body irradiation, siklofosfamid, dan busulfan.[1,6]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)