Peranan Pencitraan Kedokteran Nuklir pada Demensia Alzheimer

Pencitraan molekuler di Kedokteran Nuklir dapat berperan dalam membedakan penyebab demensia. Penyakit Alzheimer atau Alzheimer disease (AD) merupakan penyebab demensia yang paling sering ditemukan, yaitu 60−70% dari seluruh kasus demensia.[1]

Demensia merupakan suatu sindrom yang terdiri dari penurunan daya ingat/memori, penurunan kemampuan berpikir/kognitif, gangguan perilaku, dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas harian. Pemeriksaan baku emas untuk diagnosis pasti AD adalah patologi organ otak postmortem.[1,2]

Diagnosis Alzheimer pada praktek seringkali ditegakkan hanya berdasar pada penilaian klinis dan tes neuropsikologi. Oleh sebab itu, diperlukan biomarker dan pencitraan noninvasif untuk menegakkan diagnosis AD secara dini dan akurat, menentukan pilihan terapi yang spesifik, serta menilai progresivitas penyakit.[1,2]

Referensi