Pendahuluan Benzydamine
Benzydamine adalah obat antiinflamasi nonsteroid atau OAINS yang umumnya dipakai untuk tata laksana nyeri orofaring, misalnya pada faringitis akut atau mukositis terkait radiasi. Obat ini tersedia sebagai garam benzydamine hydrochloride. Di Indonesia, formulasi obat ini adalah obat kumur dan tablet hisap. Di beberapa negara lain, obat ini tersedia sebagai krim topikal untuk mengatasi nyeri muskuloskeletal.[1-5]
Benzydamine merupakan turunan indazol. Efek terapinya sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) tercapai melalui aktivitas analgesik, antipiretik, dan antiedema yang bermanfaat untuk mengurangi gejala peradangan.[2-5]
Berbeda dari OAINS yang lain, benzydamine tidak bekerja dengan cara menghambat siklooksigenase (COX). Benzydamine menstabilkan membran, sehingga menghasilkan sifat anestesi lokal dan menghambat produksi sitokin proinflamasi. Selain itu, obat ini menghambat pembentukan spesies oksigen reaktif oleh neutrofil dan menghambat agregasi maupun adhesi leukosit, serta menunjukkan sifat antimikroba.[2,5]
Indikasi benzydamine adalah sebagai analgesik lokal untuk mengatasi rasa nyeri pada area orofaring, misalnya pada kasus faringitis akut maupun mukositis terkait radiasi kepala-leher. Kontraindikasi obat ini adalah hipersensitivitas terhadap benzydamine. Sementara itu, efek samping yang bisa terjadi adalah sensasi perih (seperti terbakar), mual, dan muntah.[2-5]
Contoh merek dagang benzydamine yang tersedia di Indonesia adalah Tantum®.
Tabel 1. Deskripsi Singkat Benzydamine
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Analgesik[2-4] |
Subkelas | Analgesik non-narkotik dan antipiretik[2-4] |
Akses | Bebas terbatas |
Wanita hamil | Kategori FDA: - Kategori TGA: B2[6] |
Wanita menyusui | Ada tidaknya ekskresi ke ASI belum diketahui pasti[3] |
Anak-anak | Keamanan dan efikasi belum diketahui pasti[3] |
Infant | Keamanan dan efikasi belum diketahui pasti[3] |
FDA | Approved[5] |