Pendahuluan Cyproterone Acetate
Cyproterone acetate di Indonesia tersedia dalam pil KB kombinasi dengan ethinylestradiol dan digunakan untuk penanganan acne dan hirsutisme. Di berbagai negara lain, sediaan tunggal cyproterone acetate digunakan dalam penanganan kanker prostat. Cyproterone acetate merupakan golongan antiandrogen steroid sintetis.[1,2]
Cyproterone acetate bekerja dengan menghambat efek hormon seks pria, seperti dihidrotestosteron (DHT), pada reseptor androgen. Sebagai analog sintetis progesteron, cyproterone acetate juga memiliki aktivitas progestogenik.
Mekanisme kerja obat ini juga melibatkan penghambatan produksi luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) di kelenjar pituitari, yang pada gilirannya mengurangi produksi testosteron oleh testis. Selain itu, cyproterone acetate juga dapat bersaing dengan DHT untuk berikatan dengan reseptor androgen, menghambat aksi hormon tersebut.[1,3]
Toksisitas hepar telah dilaporkan pada penggunaan cyproterone acetate. Ini bisa berupa peningkatan enzim hati, hepatitis, atau masalah fungsi hati lain. Oleh karena itu, pemantauan teratur terhadap fungsi hati diperlukan selama penggunaan obat ini.[4]
Di Indonesia, cyproterone acetate tersedia dalam bentuk kombinasi dengan ethinylestradiol dengan merek dagang Diane®, Eva®, Cyprodiol®, Elzsa®, dan Neynna®.[5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Cyproterone acetate
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiandrogen[3] |
Subkelas | Androgen receptor inhibitor[3] |
Akses | Resep[5] |
Wanita hamil | Kategori FDA: D[6] Kategori TGA: B3 (2 mg/hari), D (≥ 10 mg/hari)[7] |
Wanita menyusui | Cyproterone acetate dikeluarkan ke dalam ASI dalam jumlah kecil[6] |
Anak-anak | Keamanan dan efikasi pada pasien pediatri belum ditetapkan[6] |
Infant | |
FDA | Approved[6] |