Pendahuluan Pellagra
Pellagra merupakan suatu sindrom klinis kronik multisistemik akibat defisiensi vitamin B3 atau niacin. Pellagra memiliki manifestasi klinis yang luas karena dapat mempengaruhi integumen, sistem pencernaan, dan sistem saraf. Selain karena defisiensi vitamin B3, pellagra juga bisa disebabkan defisiensi prekursornya, yakni triptofan yang merupakan asam amino esensial.[1-4]
Kejadian pellagra yang cukup langka dengan prevalensi yang rendah, seringkali menyebabkan klinisi belum familiar terhadap penyakit ini. Hal itu menyebabkan keterlambatan dalam penegakkan diagnosis maupun pemberian terapi yang tepat.[1,4]
Manifestasi klinis dari pellagra meliputi dermatitis fotosensitivitas, gejala gastrointestinal seperti diare, dan gejala penyakit neuropsikiatri seperti demensia. Pellagra dapat disebabkan oleh kondisi defisiensi nutrisi dan vitamin, gangguan malabsorpsi, sindrom karsinoid, serta penggunaan farmakoterapi yang memiliki sifat struktural analog niacin seperti isoniazid.[2-4]
Diagnosis pellagra dapat ditegakkan melalui kombinasi temuan klinis, pemeriksaan laboratorium, dan histopatologi. Komplikasi yang dapat timbul pada pellagra adalah malnutrisi, kakeksia, gejala neuropsikiatri derajat berat, koma hingga kematian.[2-4]
Penatalaksanaan pellagra meliputi pemberian suplementasi nikotinamida (niacinamide) sebagai farmakoterapi pilihan, dukungan nutrisi, serta terapi simtomatis. Pada banyak kasus, pasien pellagra mengalami defisiensi multivitamin, sehingga memerlukan suplementasi mikronutrien lainnya.[1,3,4]