Pendahuluan Drug-Induced Liver Injury (DILI)
Drug-Induced Liver Injury (DILI), atau disebut juga hepatotoksisitas terkait obat, adalah gangguan hepatobilier yang terjadi akibat reaksi toksisitas obat, zat herbal, atau suplemen diet. Beberapa obat yang paling banyak menyebabkan DILI adalah paracetamol; antibiotik seperti penicillin dan cotrimoxazole; antituberkulosis seperti isoniazid; dan obat antikonvulsan seperti phenytoin dan asam valproat.[1-4]
Berdasarkan etiologinya, DILI dibagi menjadi tipe langsung, idiosinkratik, dan tidak langsung. Di negara Asia, termasuk Indonesia, penyebab terbanyak DILI adalah penggunaan zat herbal dan suplemen diet, serta antimikroba seperti obat antituberkulosis. Di negara Eropa dan Amerika Serikat, kasus DILI banyak disebabkan oleh penggunaan antimikroba, antikonvulsan, dan obat psikotropika.[1,3]
Manifestasi klinis DILI menyerupai manifestasi klinis penyakit hepatobilier, seperti ikterus, nyeri abdomen, mual, muntah, anoreksia, pruritus, urin berwarna gelap, dan feses berwarna dempul. Diagnosis DILI dapat ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis terkait riwayat penggunaan obat yang bersifat hepatotoksik, dikombinasikan dengan hasil pemeriksaan biokimia hepar seperti kadar alkalin fosfatase, albumin, dan bilirubin.[1-3]
Prinsip tata laksana DILI adalah menghentikan obat, herbal, atau suplemen diet yang dicurigai menjadi penyebab. Selain itu, dapat digunakan antidotum bila memungkinkan, seperti acetylcysteine untuk DILI terkait paracetamol dan L-carnitine untuk DILI terkait asam valproat. Komplikasi terbanyak dari DILI adalah penyakit hepar kronik, tetapi DILI juga bisa menyebabkan gagal hati.[2,3]