Pendahuluan Impaksi Gigi
Impaksi gigi adalah kondisi ketika gigi tidak dapat tumbuh ke posisi fungsional normalnya karena terhalang oleh gigi lain, jaringan lain, atau tulang. Impaksi gigi dapat terjadi pada gigi mana saja, tetapi paling sering terjadi pada gigi molar ketiga dan gigi insisivus lateralis atas.[1–4]
Patofisiologi impaksi gigi melibatkan pertumbuhan gigi yang terhambat atau terhenti saat mencoba menembus gusi. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakcukupan ruang di rongga mulut, arah pertumbuhan gigi yang salah, atau adanya hambatan struktural lainnya.[5–7]
Etiologi impaksi gigi dapat terdiri dari beberapa hal, seperti faktor genetik, ketidakcukupan ruang di rongga mulut, pertumbuhan gigi yang tidak normal, hingga faktor lingkungan. Gigi molar ketiga seringkali lebih rentan terhadap impaksi karena pertumbuhannya yang terjadi pada fase akhir pertumbuhan dan perkembangan gigi.[5–7]
Epidemiologi impaksi gigi tergolong cukup tinggi di dunia, tetapi angkanya bervariasi tergantung pada populasi dan geografi. Gigi molar ketiga merupakan gigi dengan prevalensi impaksi tertinggi, dan biasanya terjadi pada kelompok usia 17–25 tahun.[8–17]
Diagnosis impaksi gigi melibatkan pemeriksaan klinis dan radiografis oleh dokter gigi atau ahli bedah mulut bersama dengan ahli radiografi dental dan maksilofasial. Pemeriksaan ini membantu menentukan posisi tepat gigi yang mengalami impaksi dan tingkat kerumitan penatalaksanaannya.[18–21]
Penatalaksanaan impaksi gigi dapat meliputi tindakan pencegahan, pengelolaan nyeri, dan jika perlu, tindakan bedah. Proses ekstraksi gigi impaksi biasanya melibatkan pembedahan oleh ahli bedah mulut.[18–23]
Prognosis impaksi gigi dapat bervariasi tergantung pada tingkat kerumitan impaksi, kesehatan gigi dan mulut, serta tingkat kepatuhan pasien terhadap petunjuk perawatan pasca operasi. Dengan penanganan yang tepat, prognosis umumnya baik, dan pasien dapat pulih tanpa komplikasi yang serius.[18–23]