Pendahuluan Gangguan Disforik Pramensturasi
Gangguan disforik pramenstruasi atau premenstrual dysphoric disorder adalah bentuk berat dari premenstrual syndrome, yang ditandai dengan perubahan mood signifikan, iritabilitas, depresi, kecemasan, dan beberapa gejala fisik. Contoh gejala fisik adalah nyeri payudara, nyeri kepala, nyeri otot, bloating, dan kenaikan berat badan.[1-3]
Gangguan disforik pramenstruasi (GDPM) dialami oleh 3–8% wanita usia reproduktif. Gangguan ini dimulai pada awal usia reproduktif, yaitu sekitar 20 tahun, tetapi pasien umumnya tidak mencari pertolongan medis sehingga dapat berlangsung hingga saat menopause. Etiologi dan patofisiologi GDPM diperkirakan berhubungan dengan faktor hormonal dari ovarium, faktor serotonin, dan faktor psikososial.[1-3]
Diagnosis GDPM perlu dicurigai pada wanita yang mengalami perubahan mood yang signifikan, iritabilitas berlebihan, depresi, dan kecemasan sekitar 1–2 minggu sebelum menstruasi. Gangguan disforik pramenstruasi merupakan suatu bentuk premenstrual syndrome (PMS) yang parah dan dapat berakibat serius pada fungsi sosial pasien, seperti dalam hubungan keluarga, pertemanan, pendidikan, dan pekerjaan. Gejala fisik seperti gejala PMS juga dapat dilaporkan.[1-3]
Penatalaksanaan GDPM mencakup terapi nonfarmakologis, misalnya latihan aerobik, konsumsi karbohidrat kompleks, latihan relaksasi, maupun cognitive behavioral therapy (CBT). Terapi farmakologis juga dapat diberikan, yaitu berupa obat selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) seperti fluoxetine dan sertraline.[1-4]