Pendahuluan Plasenta Akreta
Plasenta akreta merupakan spektrum penyakit yang dideskripsikan sebagai perlekatan plasenta atau ari-ari yang terlalu dalam pada dinding rahim. Plasenta akreta disebabkan oleh penempelan abnormal jaringan villi terhadap dinding uterus. Plasenta akreta lebih sering terjadi pada wanita dengan riwayat persalinan caesar.[1-4]
Pada situasi klinis, plasenta akreta sering dideskripsikan sebagai sulitnya plasenta untuk terlepas secara spontan setelah persalinan dan tidak dapat dilepas secara paksa tanpa adanya perdarahan masif dan perdarahan postpartum yang mengancam jiwa. Spektrum plasenta akreta merupakan salah satu kondisi yang paling berbahaya saat kehamilan karena berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas maternal.[3]
Penempelan abnormal jaringan villi terhadap dinding uterus pada spektrum plasenta akreta bervariasi mulai dari penempelan superfisial pada miometrium tanpa melalui desidua hingga invasi transmural pada seluruh dinding uterus dan lebih dalam lagi. Proses terjadinya plasenta akreta merupakan konsekuensi dari remodeling uterus setelah operasi, terutama setelah persalinan caesar.[2]
Berdasarkan derajat invasi miometrium, spektrum plasenta akreta terdiri dari plasenta akreta, plasenta inkreta, dan plasenta perkreta. Plasenta akreta terjadi secara sekunder karena hilangnya lapisan desidua pada luka sectio caesarea sebelumnya. Beberapa faktor risiko yang sering berhubungan dengan plasenta akreta yaitu usia ibu yang lebih tua dan multiparitas.[1]
Spektrum plasenta akreta yang terdiagnosis lebih dini dapat meningkatkan luaran maternal, membuat perencanaan persalinan di fasilitas kesehatan tersier, dan dapat memperkirakan risiko yang akan terjadi. Pemeriksaan dengan ultrasonografi dapat membantu dalam menegakkan plasenta akreta.[3,5]
Manajemen plasenta akreta bergantung pada derajat kedalaman invasi plasenta, hal tersebut juga dapat menentukan luaran maternal. Manajemen pada pasien yang mengalami plasenta akreta dimulai dari menentukan kapan persalinan dan tindakan operasi untuk mengambil plasenta, manajemen konservatif, hingga tindakan histerektomi bila diperlukan.[3,5]
Pada luaran neonatal, tidak ada perbedaan luaran pada wanita dengan plasenta akreta yang menjalani tindakan sectio caesaria darurat dan terjadwal. Perbedaan luaran neonatal terdapat pada faktor usia kehamilan <34 minggu. Semakin usia kehamilan mendekati aterm maka luaran neonatal akan semakin baik.[6]