Pendahuluan Sindrom Kompartemen Orbita
Sindrom kompartemen orbita adalah suatu kegawatdaruratan mata karena peningkatan tekanan intraorbita akut. Kondisi ini akan menyebabkan iskemia saraf optik dan berisiko menyebabkan kebutaan bila tidak ditangani segera. Sindrom kompartemen orbita dapat disebabkan perdarahan intraorbita, abses, atau masuknya udara ke ruang orbita.[1,2]
Etiologi sindrom kompartemen orbita yang paling sering adalah trauma mata, termasuk trauma iatrogenik, baik karena operasi maupun injeksi retrobulbar atau peribulbar. Kebutaan pada sindrom kompartemen orbita dapat terjadi karena oklusi arteri retina sentral (CRAO), neuropati optik kompresif, tekanan pembuluh darah retina, maupun neuropati iskemik.[2]
Diagnosis sindrom kompartemen orbita ditegakkan dengan trias gejala klinis penurunan visus, adanya relative afferent pupillary defect atau RAPD, dan peningkatan tekanan intraokular (TIO). Diagnosis harus dilakukan dengan cepat dan penatalaksanaan tidak boleh ditunda untuk menunggu pemeriksaan penunjang, kecuali jika gambaran klinis tidak jelas dan tidak ada penurunan visus pada pemeriksaan fisik.[2–5]
Setelah diagnosis ditegakkan secara klinis, pasien harus menjalani operasi emergensi untuk dekompresi orbita. Tindakan yang dapat dilakukan adalah kantotomi lateral dan kantolisis. Sementara itu, pada sindrom kompartemen orbita karena operasi ataupun tindakan pada area orbita yang sebelumnya, jahitan operasi perlu dibuka dan evakuasi hematoma harus dilakukan.[2]