Pendahuluan Artritis Septik
Artritis septik atau septic arthritis adalah gangguan sendi akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penyakit ini menyebabkan kondisi septik dan inflamasi sendi akibat invasi mikroorganisme ke dalam sendi. Faktor risiko meliputi usia di atas 80 tahun, diabetes, rheumatoid arthritis, riwayat operasi sendi dalam waktu dekat, prostesis pinggul atau lutut, infeksi kulit, dan penggunaan obat imunosupresif.
Bakteri adalah penyebab tersering artritis septik, meskipun virus dan jamur juga dapat terjadi. Secara klinis, artritis septik bakterial terbagi menjadi artritis septik gonokokus akibat infeksi Neisseria gonorrhoeae, dan artritis septik non-gonokokus.[1,2]
Secara umum, artritis septik perlu dicurigai pada pasien dengan nyeri sendi monoartikular atraumatik akut dengan tanda inflamasi sendi dan demam. Anamnesis faktor risiko dan temuan tanda septik sendi pada pemeriksaan fisik dapat membantu mengarahkan diagnosis. Pemeriksaan kultur cairan sinovial dapat mengidentifikasi patogen kausal artritis septik.[1-3]
Penatalaksanaan artritis septik meliputi terapi antibiotik, drainase cairan sinovial, dan fisioterapi sendi. Terapi antibiotik empiris perlu diberikan selagi menunggu hasil kultur. Antibiotik yang lebih spesifik dapat diberikan sesuai hasil kultur. Drainase cairan sinovial dapat menciptakan kondisi yang optimal untuk penyembuhan sendi. Fisioterapi perlu dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi sendi.[1,3]
Antibiotik oral telah dilaporkan non-inferior terhadap antibiotik intravena. Pilihan antibiotik yang banyak digunakan adalah vancomycin atau daptomycin, ditambah sefalosporin, karbapenem, atau fluorokuinolon. Pilihan lain adalah terapi berbasis clindamycin. Meski demikian, pemilihan antibiotik tetap disesuaikan dengan patogen penyebab dan pola kepekaan setempat.[2]