Diagnosis Depresi Postpartum
Diagnosis depresi postpartum dilakukan awal dengan skrining menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Tingginya prevalensi penyakit ini membuat semua wanita sebaiknya dilakukan skrining terhadap depresi postpartum pada masa nifas.[1,2,11]
Anamnesis
Karena faktor budaya dan stigma, kebanyakan ibu yang mengalami depresi postpartum tidak terbuka dengan gejala-gejala yang dialami, begitu pula dengan keluarganya. Biasanya gejala-gejala yang dialami akan dihubungkan dengan kelelahan karena mengurusi bayi, kurang tidur, atau karena bayi yang rewel.[2]
Gejala-gejala depresi postpartum harus ditanyakan dan dikonfirmasikan secara hati-hati. Bila diperlukan, sebelum anamnesis dapat dilakukan skrining dengan menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) sebelum dilakukan anamnesis lebih mendalam pada mereka yang dicurigai mengalami depresi postpartum. Karena sering kali ibu tidak mengenali gejala-gejala yang dialami, maka juga perlu dilakukan aloanamnesis dengan keluarganya.[2,11,12]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)