Pendahuluan Empiema
Empiema adalah kumpulan nanah di rongga pleura yang bisa terjadi apabila bakteri piogenik menginvasi rongga pleura, baik dari infeksi pneumonia sebelumnya, inokulasi langsung dari trauma tembus, ataupun tindakan invasif. Empiema akibat pneumonia sebelumnya adalah subkelas dari efusi parapnemonia terkomplikasi.[1-3]
Mayoritas empiema disebabkan oleh infeksi paru, prosedur bedah, dan trauma. Etiologi empiema community-acquired umumnya adalah bakteri aerob, seperti Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus. Bakteri aerob gram negatif seperti Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, dan Haemophilus influenzae juga dapat menjadi etiologi. Tidak jarang, pemeriksaan juga menemukan campuran bakteri aerob dan anaerob. Contoh bakteri anaerob adalah Bacteroides dan Peptostreptococcus.[1-3]
Pada kasus empiema hospital-acquired, bakteri anaerob seperti methicillin-resistant Staphylococcus dan bakteri gram negatif seperti Enterobacter umum ditemukan. Dalam beberapa studi, Pseudomonas aeruginosa juga umum ditemukan pada empiema yang hospital-acquired.[1-3]
Diagnosis empiema berdasarkan manifestasi klinis saja mungkin sulit ditegakkan sebab bersifat non-spesifik. Diagnosis umumnya ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang seperti rontgen toraks, ultrasound toraks, dan CT scan toraks. Analisis cairan pleura juga dapat menunjang diagnosis tetapi spesimen harus diambil ketika prosedur aspirasi atau drainase, bukan dari tube yang sudah dipasang sebelumnya.[1-3]
Penatalaksanaan utama empiema adalah dengan antibiotik. Untuk community-acquired empiema, antibiotik parenteral dari golongan cephalosporin generasi kedua atau ketiga (seperti ceftriaxone) dengan metronidazole, atau aminopenicillin dengan β-lactamase inhibitor (seperti ampicillin/sulbactam) dianjurkan. Untuk hospital-acquired empiema, sertakan antibiotik yang aktif melawan methicillin-resistant Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, seperti vancomycin, cefepime, dan metronidazole.[1-3]
Selain pemberian antibiotik, penatalaksanaan juga mencakup drainase pleura, terapi fibrinolitik intrapleura, dan bedah bila perlu. Keputusan penatalaksanaan disesuaikan kembali dengan kondisi masing-masing pasien.[1-3]