Fungsi Seksual dan Fertilitas Setelah Operasi Perbaikan Hipospadia

Oleh :
dr.Samuel Bungaran Partahi Saud Manalu

Fungsi seksual dan fertilitas pasien yang telah menjalani operasi perbaikan hipospadia masih belum banyak dipelajari oleh studi. Efek jangka pendek seperti perbaikan fungsi urinasi dan perbaikan tampilan penis memang dilaporkan memuaskan. Namun, efek jangka panjang seperti fungsi seksual dan fertilitas cukup sulit dipantau karena pasien biasanya dioperasi saat berusia 6–18 bulan dan akan membutuhkan follow-up jangka panjang hingga usia dewasa.

Hipospadia merupakan kelainan perkembangan penis kongenital yang ditandai dengan meatus uretra yang berada di bagian ventral penis dan lebih proksimal terhadap ujung glans penis. Padahal, meatus ini seharusnya berada di ujung glans penis. Sekitar 30% kasus hipospadia berhubungan dengan mutasi genetik, sedangkan 70% sisanya tidak diketahui penyebabnya.[1]

Studi Yu, et al pada tahun 2019 melaporkan bahwa total prevalensi hipospadia secara internasional dari tahun 1980 hingga 2010 adalah sekitar 20,9 per 10.000 kelahiran, dengan tren yang meningkat sekitar 0,25 per 10.000 kelahiran per tahun. Namun, data prevalensi hipospadia di Indonesia masih belum diketahui dengan pasti.[2,3]

Referensi