Skrining sifilis kongenital pada ibu hamil dan neonatus perlu dilakukan karena sifilis dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas serius pada bayi. Skrining diharapkan dapat mengidentifikasi sifilis dengan cepat, sehingga dokter dapat memberikan tata laksana secara dini dan mengurangi risiko komplikasi pada janin maupun neonatus.[1]
Menurut laporan WHO, sifilis pada kehamilan menyebabkan sekitar 300.000 kematian janin dan neonatus setiap tahun. Sifilis pada kehamilan juga meningkatkan risiko kematian dini pada sekitar 215.000 bayi setiap tahun. Studi melaporkan bahwa estimasi prevalensi sifilis maternal global adalah 0,69%, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital sebanyak 473 per 100.000 kelahiran hidup.[1,2]
Di Indonesia, data epidemiologi sifilis kongenital masih terbatas. Akan tetapi, Survey Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) pada tahun 2011 telah mengidentifikasi bahwa populasi wanita pekerja seksual (WPS), terutama yang memiliki HIV positif, merupakan populasi yang berisiko. Skrining sifilis kongenital mungkin perlu ditargetkan sesuai risiko masing-masing populasi. Studi epidemiologi yang lebih baik masih diperlukan untuk memahami prevalensi di Indonesia.[5]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. Kojima N, Klausner JD. An update on the global epidemiology of syphilis. Curr Epidemiol Rep. 2018 Mar;5(1):24–38.
2. Korenromp EL, Rowley J, Alonso M, et al. Global burden of maternal and congenital syphilis and associated adverse birth outcomes-Estimates for 2016 and progress since 2012. PLoS One. 2019 Feb 27;14(2):e0211720.
3. World Health Organization. WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016. https://www.who.int/reproductivehealth/publications/rtis/syphilis-treatment-guidelines/en/
4. Centers for Disease Control. Sexually transmitted infections diseases treatment guidelines: congenital syphillis. 2021. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/congenital-syphilis.htm
5. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman tata laksana sifilis untuk pengendalian sifilis di layanan kesehatan dasar. 2017. https://www.dinkes.pulangpisaukab.go.id/2018/01/24/pedoman-tata-laksana-sifilis-untuk-pengendalian-sifilis-di-layanan-kesehatan-dasar-2017/
6. Shah KH, Jagati AG, Rathod SP, Chaudhary RG. Early congenital syphilis: resurgence of an entity nearing elimination. IJPD. 2019;20(2):154-156.
7. Mathebula R, Kuonza L, Musekiwa A, et al. Trends in RPR Seropositivity among Children Younger than 2 Years in South Africa, 2010-2019. J Trop Pediatr. 2021 Jan 29;67(1):fmab017.
8. Morshed MG, Singh AE. Recent trends in the serologic diagnosis of syphilis. Clin Vaccine Immunol. 2015;22(2):137-147.