Inositol sebagai Terapi Sindrom Ovarium Polikistik

Oleh :
dr. William Alexander Setiawan, SpOG

Inositol dilaporkan bermanfaat untuk terapi sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovarian syndrome, yang dikenal juga sebagai PCOS. Kondisi ini merupakan gangguan endokrin reproduksi yang kompleks dan multifaktorial, yang memengaruhi 5–20% wanita usia subur dan menjadikannya salah satu penyebab tersering infertilitas.[1,2]

Diagnosis PCOS mengacu pada kriteria Rotterdam, yang mencakup setidaknya dua dari tiga manifestasi: disfungsi ovulasi, hiperandrogenisme klinis atau biokimiawi, dan morfologi ovarium polikistik pada USG transvaginal.[1,2]

Patofisiologi PCOS melibatkan resistensi insulin (IR) sebagai komponen utama, yang ditemukan pada sekitar 75% wanita kurus dan 95% wanita obesitas yang mengalami PCOS. Hiperinsulinemia kompensatoris meningkatkan produksi androgen oleh sel teka ovarium dan menurunkan produksi sex hormone-binding globulin (SHBG), sehingga menyebabkan peningkatan kadar testosteron bebas. Konsekuensinya adalah gangguan siklus haid, ovulasi tidak teratur, dan gejala hiperandrogenik lainnya seperti hirsutisme dan jerawat.[3,4]

Referensi