Keamanan jangka panjang vaksin dengue TAK-003 telah diteliti hingga 4,5 tahun dan saat ini vaksin sudah digunakan untuk anak dan dewasa di Indonesia sejak pertengahan tahun 2023. Pemberian vaksin diharapkan dapat mengurangi kejadian infeksi maupun keparahan infeksi dengue, termasuk infeksi sekunder dengue.[1-3]
Pentingnya Mencegah Infeksi Sekunder Dengue
Infeksi sekunder dengue seringkali memberikan manifestasi klinis yang lebih berat daripada infeksi primer, seperti demam berdarah dengue (DBD) dan dengue shock syndrome (DSS). Hal ini dikarenakan antibodi yang terbentuk pada infeksi primer sifatnya serospesifik, di mana antibodi ini spesifik pada serotipe yang berperan di infeksi primer.
Pada infeksi sekunder dengue oleh serotipe berbeda, antibodi serospesifik yang terbentuk di infeksi primer tidak efektif untuk mengatasi serotipe yang berbeda ini. Antibodi ini dikenal sebagai non-neutralizing antibody. Selanjutnya, terjadi serangkaian fenomena antibody-dependent enhancement (ADE) dengan risiko plasma leakage yang berakhir pada DBD dan DSS lewat badai sitokin.[2,3]
Dalam evaluasi efikasi vaksin dengue untuk pencegahan infeksi sekunder, diperlukan studi epidemiologi sebelum vaksinasi diinisiasi. Sabchaeron et al. melakukan studi kohort prospektif di Thailand pada sekitar 6.000 anak usia 3–13 tahun yang mengalami demam. Rerata kasus demam dengue dalam kurun waktu 4 tahun adalah sekitar 6,7% dan sebanyak 86,3% kasus terkonfirmasi dengue merupakan kasus infeksi sekunder dengue.[4]
Berdasarkan data surveilans nasional Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, insiden dengue di Indonesia mencapai 22,55 per 100,000 person-years. Dari angka kejadian ini, case fatality rate (CFR) mencapai 0,75%. Infeksi sekunder dengue secara umum lebih banyak berhubungan dengan dengue berat yang berisiko kematian.[1]
Adanya vaksin tetravalen yang mencakup keempat serotipe dengue diharapkan menjadi salah satu cara pencegahan kasus dengue berat hingga kematian akibat infeksi sekunder dengue.[2,3]
Efikasi Vaksin TAK-003 dalam Pencegahan Infeksi Dengue
Penilaian efikasi vaksin TAK-003 dalam mencegah infeksi sekunder dengue dilakukan pada beberapa studi dengan pasien seropositif dan seronegatif dengue. Perlu diketahui, pasien dengan seropositif dengue adalah mereka yang secara presumtif sudah terpapar virus dengue serotipe tertentu dan sudah membentuk antibodinya.[5-7]
Efikasi Vaksin dalam 3 Tahun
Rivera et al. melakukan studi fase 3, double blind, randomized, placebo controlled trial untuk vaksin TAK-003. Studi dilakukan pada sekitar 20.000 pasien berusia 4–16 tahun dari 8 negara endemis dengue di Asia dan Amerika Latin. Sekitar 28% peserta studi merupakan pasien seronegatif.
Hasil studi menunjukkan bahwa dalam 3 tahun setelah vaksinasi dosis kedua, sebanyak 7,4% (494/6687) pasien pada kelompok plasebo terkena infeksi dengue yang sudah dikonfirmasi secara virologis/virologically confirmed dengue infection (VCD). Pada sisi lain, hanya 2,9% (390/13390) pasien terkena VCD pada kelompok yang mendapatkan vaksin TAK-003.
Melihat dari jumlah kasus VCD per 100 orang-tahun yang berisiko, pada kelompok plasebo ditemukan sebanyak 2,4% sedangkan pada kelompok yang mendapatkan vaksin sebanyak 0,9%. Dalam hal ini, vaksin TAK-003 memiliki efikasi sebesar 62% dalam pencegahan infeksi dengue.
Vaksin TAK-003 juga memiliki efikasi sebesar 83,6% dalam pencegahan rawat inap akibat infeksi dengue di mana perhitungan jumlah kasus VCD per 100 orang-tahun yang berisiko pada kelompok plasebo sebanyak 0,6% sedangkan pada kelompok vaksin <0,1%.
Saat dibandingkan dengan pasien yang seronegatif pada baseline, efikasi vaksin TAK-003 dalam pencegahan infeksi dengue dan rawat inap ditemukan sedikit lebih tinggi pada pasien yang seropositif pada saat divaksinasi.
Studi Rivera et al. juga membandingkan efikasi vaksin TAK-003 terhadap keempat subtipe virus dengue. Vaksin ditemukan paling tinggi efikasinya terhadap DENV-2 dan cukup efektif terhadap DENV-1 dan DENV-3. Pada kasus DENV-4, efikasi vaksin tidak dapat nilai secara statistik karena jumlah kasus yang ditemukan hanya sedikit.
Follow up 3-5 tahun diperlukan untuk menilai manfaat vaksin setelah melewati beberapa musim infeksi dengue. Meski dalam perjalanan studi ini, terdapat penurunan efikasi vaksin dilihat dari peningkatan kasus VCD pada tahun terakhir studi (terutama pada kelompok seronegatif), tidak ada peningkatan yang signifikan pada kasus rawat inap ataupun DBD. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa vaksin TAK-003 memberikan perlindungan terhadap infeksi dengue baik bagi individu seropositif maupun seronegatif.[6]
Efikasi Vaksin dalam 4,5 Tahun
Berdasarkan penelitian yang dipresentasikan oleh Tricou et al. pada Asia Dengue Summit ke-5 tahun 2022 di Singapura, efikasi vaksin TAK-003 setelah 57 bulan dari dosis pertama mencapai 61,2% dalam pencegahan infeksi dengue.
Saat data efikasi pada 4,5 tahun setelah dosis kedua vaksin diekstrapolasi kepada 100.000 orang, vaksin diestimasi mencegah sebanyak 5.064 kasus infeksi dengue pada orang yang seropositif dan 4.393 kasus pada orang yang seronegatif. Vaksin juga mencegah sebanyak 1.780 pasien dari perawatan inap di rumah sakit untuk kelompok seronegatif dan seropositif dengan efikasi pencegahan rawat inap hingga 84,1%.
Follow-up yang lebih panjang selama 4,5 tahun pada studi ini dilakukan untuk mengetahui apakah efikasi vaksin berkurang seiring waktu. Hasil studi dari 18 bulan terakhir pada periode follow-up 4,5 tahun terbukti menunjukkan efikasi vaksin untuk mencegah infeksi dengue, terutama terhadap infeksi yang memerlukan perawatan inap.[7]
Aspek Keamanan Vaksin Dengue TAK-003 pada Anak dan Dewasa
Patel et al. mengevaluasi keamanan vaksin TAK-003 dengan analisis pada 5 studi randomized controlled trial (RCT) yang melibatkan kelompok usia 4–60 tahun. Jumlah pasien studi adalah 14.627 untuk mereka yang menerima TAK-003 dan 7.167 untuk plasebo. Pada studi tersebut, hampir 70% pasien studi seropositif untuk ≥1 serotipe dengue.
Efek samping awal yang paling sering terjadi adalah nyeri pada lokasi injeksi dan nyeri kepala, tetapi keduanya sama-sama dirasakan oleh pasien dalam kelompok plasebo dan vaksin TAK-003. Nyeri lokasi injeksi dikeluhkan oleh 43% pasien kelompok vaksin dan 26% pasien kelompok plasebo, sedangkan nyeri kepala ditemukan pada sebanyak 34% pada kelompok vaksin dan 30% pada kelompok plasebo. Kedua efek samping bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri dalam 1-3 hari. Beberapa pasien juga melaporkan myalgia dan malaise.
Efek samping yang lebih panjang yakni >14 hari pasca injeksi ditemukan pada 1,8% pasien kelompok vaksin dan 1,4% pasien kelompok plasebo. Efek samping tersebut umumnya bersifat ringan-sedang. Efek samping serius/serious adverse event pada kelompok vaksin ditemukan sebanyak 6%; lebih sedikit dibandingkan kelompok plasebo, yaitu 8%. Tidak ada kasus mortalitas terkait vaksin.
Saat menganalisis kedua subkelompok seronegatif dan seropositif pada baseline, tidak ada perbedaan dalam segi keamanan yang diamati. Tidak ada perbedaan pula antara laki-laki dan perempuan. Namun, remaja dan dewasa lebih sering mengalami efek samping lokal (seperti nyeri pada lokasi injeksi, eritema, dan edema) dibandingkan pada anak-anak.[8]
Keamanan Jangka Panjang Vaksin TAK-003
Biswal et al. melakukan studi terkait profil keamanan vaksin TAK-003 pada sekitar 20.000 anak usia 4–16 tahun hingga 18 bulan. Efek samping yang dilaporkan adalah reaksi area injeksi sampai dengan 7 hari pasca injeksi dan reaksi sistemik sampai dengan 14 hari pasca injeksi. Insiden efek samping yang serius serupa pada kelompok vaksin (3,1%) dan plasebo (3,8%). Tidak ada mortalitas terkait vaksin yang dilaporkan.[9]
Rivera et al. dalam studinya yang melakukan follow-up selama 3 tahun pasca pemberian vaksin dosis kedua, menemukan angka kasus efek samping serius pada kedua kelompok sebanding.
Efek samping serius yang paling sering ditemukan adalah infeksi (sekitar 2%), komplikasi prosedural (0,4%), serta kondisi yang berhubungan dengan kehamilan, prenatal, dan masa nifas (0,1%). Terdapat pula efek samping gastrointestinal (0,1%) dan psikiatri (0,1%). Namun, efek-efek samping ini tidak berhubungan dengan vaksin dan tidak ada pula kematian terkait vaksin.[6]
Tricou et al. juga tidak menemukan adanya risiko keamanan berupa peningkatan keparahan penyakit sejak pemberian dosis kedua.[7]
Pengujian Serostatus Sebelum Vaksinasi TAK-003
Secara umum, pengujian serotatus sebelum vaksinasi TAK-003 tidak diperlukan. Hal ini didasarkan pada data uji efikasi dan keamanan jangka panjang vaksin TAK-003. Penurunan kasus infeksi dan rawat inap dilaporkan pada kedua kelompok seropositif dan seronegatif.
Selain itu, tidak ditemukan masalah keamanan penting terkait pemberian vaksin pada kelompok seropositif maupun seronegatif; walau pada kebanyakan studi, persentase untuk pasien seropositif dengue secara umum lebih banyak daripada pasien seronegatif.[6,8,9]
Sebagai vaksin tetravalen, vaksin TAK-003 memiliki serotipe DENV-2 yang dilemahkan (attenuated) sebagai tulang punggung genetik dan mengandung strain rekombinan untuk TDV-1, -3, dan -4; di mana terdapat antigen permukaan untuk DENV-1, -3, dan -4. Vaksin TAK-003 juga memicu pembentukan antibodi yang fungsional terhadap NS1.[10]
Informasi Profil Vaksin TAK-003
Di Indonesia, vaksin TAK-003 sudah disetujui oleh BPOM dan penggunaannya telah direkomendasikan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk kelompok usia 6–45 tahun. Pada kelompok ini, dosis vaksin TAK-003 yang disarankan adalah 0,5 mL per kali pemberian, sebanyak 2 dosis dengan interval 3 bulan. Pemberian dilakukan subkutan (SC) pada deltoid lengan atas. Tes serologi tidak perlu dilakukan sebelum vaksinasi menggunakan vaksin ini.[11-13]
Pemberian vaksin TAK-003 tidak disetujui untuk kelompok usia <6 tahun dan >45 tahun. Vaksin TAK-003 merupakan live attenuated vaccine, sehingga pemberiannya dikontraindikasikan pada pasien imunokompromais, pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen vaksin, serta ibu hamil dan menyusui.[11,13]
Kesimpulan
Vaksin dengue TAK-003 merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan dan mengandung antigen permukaan keempat serotipe virus dengue. Vaksin ini memiliki efikasi dalam pengurangan infeksi dengue yang terkonfirmasi secara virologis/virologically confirmed dengue (VCD). Lebih dari itu, vaksin mengurangi risiko kasus infeksi berat yang membutuhkan rawat inap akibat demam VCD.
Pada studi jangka panjang selama 4,5 tahun, vaksin TAK-003 tetap menunjukkan efikasinya dalam pencegahan infeksi dan pengurangan kasus rawat inap.
Perbandingan subkelompok seropositif dan seronegatif pada baseline menunjukkan vaksin TAK-003 dapat mencegah 5.064/100.000 kasus infeksi sekunder dengue pada kelompok seropositif dan 4.393/100.000 kasus pada kelompok seronegatif, serta mencegah 1.780 pasien dari perawatan inap pada kedua subkelompok.
Vaksin TAK-003 memiliki profil keamanan yang dapat diterima dalam jangka panjang pada hasil follow up hingga 4,5 tahun. Efek samping paling sering yang dilaporkan adalah nyeri, sakit kepala, myalgia, eritema pada lokasi vaksin serta malaise; walau sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kelompok plasebo dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari. Efek samping serius pada follow up jangka panjang sangat sedikit dan tidak berhubungan dengan vaksin TAK-003. Tidak ada kematian yang terkait dengan vaksin.
Di Indonesia, vaksin TAK-003 sudah disetujui oleh BPOM. Penggunaannya sudah masuk ke dalam jadwal imunisasi yang diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk kelompok usia 6–45 tahun. Secara umum, pemberiannya tidak memerlukan uji serostatus.
Untuk informasi produk vaksin dengue lebih lanjut, Prof./Dr./dr. dapat mengunjungi website www.qdenga-id.com untuk memperoleh informasi komprehensif mengenai produk vaksin dengue
C-APROM/ID/QDE/0247 I Created Jan 2024