Bayi lahir dari ibu HIV: Bagaimana penatalaksanaannya?Kasus hari ini:Bayi lahir cukup bulan secara seksio cesaria dari ibu HIV ( ). Faktor risiko kehamilan...
Bayi lahir dari ibu HIV: bagaimana penatalaksanaannya? - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Bayi lahir dari ibu HIV: bagaimana penatalaksanaannya?
Bayi lahir dari ibu HIV: Bagaimana penatalaksanaannya?
Kasus hari ini:
Bayi lahir cukup bulan secara seksio cesaria dari ibu HIV ( ). Faktor risiko kehamilan seperti ketuban pecah dini, hipertensi, diabetes melitus tidak ada. Suaminya terkena HIV dan dalam pengobatan ini. Saat lahir A/S 8/9 berat lahir 3500 g dengan Downe score 1-2.
Pada pemeriksaan fisik
Tanda vital dalam batas normal
Pemeriksaan fisik dalam batas normal dan skor Dubowitz sesuai dengan 37-38 minggu
Pemeriksaan lab: rencana pemeriksaan darah lengkap, GDS
Pasien direncanakan pemberian zidovudin sebagai terapi profilaksis, pemantauan PMTCT, dan edukasi orangtua
Definisi
Bayi baru lahir dari ibu yang diketahui mengidap HIV selama kehamilannya, dimana ibu sudah diskrining menggunakan pemeriksaan serologis. Saat ini rekomendasi IDAI untuk mengikuti Prevention of Mother to Child Infection (PMTCT).
Anamnesis dan pemeriksaan fisis
Ibu sudah dilakukan skrining HIV, minimal serologis, lebih baik lagi bila PCR
Sebaiknya dilahirkan dengan cara bedah kaisar terencana
Direncanakan untuk mendapat susu formula
Keadaan umum dan pemantauan adanya infeksi oportunistik pada ibu
Pemeriksaan penunjang
Pada saat seputar kelahiran tidak ada yang khusus.
Penentuan status infeksi HIV pada bayi dengan PCR RNA/DNA-HIV 2 kali (usia 6 minggu dan 4-6 bulan)
Klasifikasi
Bayi status terpapar pada infeksi HIV, prefix E pada klasifikasi CDC tahun 1994.
Tata laksana
Kamar bersalin
- Pertolongan persalinan menggunakan sesedikit mungkin prosedur invasif
- Segera bersihkan bayi dengan mematuhi kewaspadaan universal (universal precaution)
Perawatan hari 1- sebelum pulang dari rumah sakit
1. Tidak diberi ASI, berikan susu formula biasa.
2. Berikan terapi profilaksis: Zidovudin diberikan untuk bayi mulai usia 6-12 jam:
- Usia gestasi > 35 minggu: dosis zidovudin 4 mg/kg/dosis, 2 kali sehari (tiap 12 jam) selama 6 minggu.
- Usia gestasi > 30 - < 35 minggu: dosis zidovudin 2 mg/kg/dosis, 2 kali sehari (tiap 12 jam), dilanjutkan menjadi 3 mg/kg/dosis tiap 12 jam pada usia 15 hari. Zidovudin diberikan sampai usia 6 minggu.
- Usia gestasi < 30 minggu: 2 mg/kg/dosis, 2 kali sehari (tiap 12 jam), dilanjutkan menjadi 3 mg/kg/dosis, 2 kali sehari (tiap 12 jam) saat usia 4 minggu. Zidovudin diberikan sampai usia 6 minggu.
3. Imunisasi hepatitis B I dan polio pada saat akan pulang
Usia 7 hari, kontrol pertama
1. Pemantauan efek samping pemberian zidovudin (anemia), kemampuan minum susu, masalah lain bayi baru lahir.
2. Pemeriksaan laboratorium atas indikasi
3. Pemantauan pemberian obat zidovudin pada bayi (penyesuaian dosis)
Follow up dilakukan sampai usia 18 bulan (lihat timeline yang saya lampirkan)
Pendidikan
Infeksi HIV mengenai seluruh keluarga.
Kehamilan dan kelahiran bayi akan menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada orang tua yang mengidap HIV.
Komunikasi terus menerus, kepatuhan pemberian obat profilaksis dapat meningkatkan kerjasama orang tua dan keluarga.
Orang tua juga diharapkan untuk menjaga kesehatan diri lebih baik dan dianjurkan untuk mempraktikkan pola hidup sehat.
Apakah sejawat pernah memiliki kasus yang sama?mari sharing😊
Sumber:
Pedoman manajemen program pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak.Kemenkes 2015
Pedoman pelayanan klinis.RSCM.2015
Maka konseling pemberian nutrisi ini hrs dijelaskan sejelas2nya pd ibu dan ayah nya.
Menambahkan sedikit, secara umum, pemberian makanan pada bayi yang berasal dari ibu penderita HIV positif pilihannya adl sbb:
1. Bila ibu memilih tetap memberikan ASI, maka ASI diberikan hanya selama 6 bulan dan kemudian dihentikan. ASI diperah dan dihangatkan 56C selama 30 menit.
(Kalau menyusu langsung hrs dipastikan posisi dan perlekatan benar shg puting tidak lecet).
2. Bila ibu memilih untuk memberikan susu formula, maka susu formula harus diberikan dengan memenuhi 5 kriteria AFASS (Acceptable/dpt diterima, Feasible/dpt dilaksanakan, Affordable/keluarga mampu membeli sufor secara erus menerus, Sustainable/berkelanjutan, Safe/aman).
3. Tidak boleh memberikan ASI secara bersamaan dengan susu formula, tidak boleh selang seling.
Bila sudah menutuskan utk memberi ASI maka seterusnya harus ASI s.d 6 bulan. Kalau ASI berhenti sblm 6 bulan lalu ganti sufor maka risiko penularan meningkat.
Maka konseling pemberian nutrisi ini hrs dijelaskan sejelas2nya pd ibu dan ayah nya.
Rekomendasinya utk bayi dgn ibu HIV positif di Indonesia saat ini pilihan utamanya tetap dgn sufor, tapi syarat AFASS HARUS terpenuhi semuanya.
WHO msh merekomendasikan ASI krn WHO mengakomodir seluruh negara di dunia termasuk negara2 berkembang dimana mungkin sufor msh mrpkn barang yg sangat mahal, kebersihan msh mjd masalah, dll, sehingga dipandang pemberian ASI lbh aman dan realistis dibanding sufor.
Referensi: 1. Buku bedah ASI IDAI
2. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-hak-bayi
Senang diskusi bisa berkembang dan banyak ilmu baru yang kita saling sharing ya😊
Alo dokter,
Terima kasih untuk sharingnya dr. Achmad Rafli, Saya ingin menambahkan sedikit untuk pemberian ASI, kalau yang Saya baca dari referensi WHO, untuk Ibu dengan HIV positif, disarankan untuk meneruskan pemberian ASI dan juga tentunya meneruskan pengobatan ARVnya selama minimal 12 bulan, karena dari penelitian menunjukkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama berhubungan dengan penurunan risiko penularan HIV sebesar 3-4 kali dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI dan susu formula. (https://www.who.int/bulletin/volumes/88/1/10-030110/en/)
Untuk artikel WHOnya yg saya dapat sama..
dr.Achmad Rafli SpA
Des 12, 2018 at 11:16 AMBayi lahir dari ibu HIV: Bagaimana penatalaksanaannya?
Kasus hari ini:
Bayi lahir cukup bulan secara seksio cesaria dari ibu HIV ( ). Faktor risiko kehamilan seperti ketuban pecah dini, hipertensi, diabetes melitus tidak ada. Suaminya terkena HIV dan dalam pengobatan ini. Saat lahir A/S 8/9 berat lahir 3500 g dengan Downe score 1-2.
Pada pemeriksaan fisik
Tanda vital dalam batas normal
Pemeriksaan fisik dalam batas normal dan skor Dubowitz sesuai dengan 37-38 minggu
Pemeriksaan lab: rencana pemeriksaan darah lengkap, GDS
Pasien direncanakan pemberian zidovudin sebagai terapi profilaksis, pemantauan PMTCT, dan edukasi orangtua
Definisi
Bayi baru lahir dari ibu yang diketahui mengidap HIV selama kehamilannya, dimana ibu sudah diskrining menggunakan pemeriksaan serologis. Saat ini rekomendasi IDAI untuk mengikuti Prevention of Mother to Child Infection (PMTCT).
Anamnesis dan pemeriksaan fisis
Ibu sudah dilakukan skrining HIV, minimal serologis, lebih baik lagi bila PCR
Sebaiknya dilahirkan dengan cara bedah kaisar terencana
Direncanakan untuk mendapat susu formula
Keadaan umum dan pemantauan adanya infeksi oportunistik pada ibu
Pemeriksaan penunjang
Pada saat seputar kelahiran tidak ada yang khusus.
Penentuan status infeksi HIV pada bayi dengan PCR RNA/DNA-HIV 2 kali (usia 6 minggu dan 4-6 bulan)
Klasifikasi
Bayi status terpapar pada infeksi HIV, prefix E pada klasifikasi CDC tahun 1994.
Tata laksana
Kamar bersalin
- Pertolongan persalinan menggunakan sesedikit mungkin prosedur invasif
- Segera bersihkan bayi dengan mematuhi kewaspadaan universal (universal precaution)
Perawatan hari 1- sebelum pulang dari rumah sakit
1. Tidak diberi ASI, berikan susu formula biasa.
2. Berikan terapi profilaksis: Zidovudin diberikan untuk bayi mulai usia 6-12 jam:
- Usia gestasi > 35 minggu: dosis zidovudin 4 mg/kg/dosis, 2 kali sehari (tiap 12 jam) selama 6 minggu.
- Usia gestasi > 30 - < 35 minggu: dosis zidovudin 2 mg/kg/dosis, 2 kali sehari (tiap 12 jam), dilanjutkan menjadi 3 mg/kg/dosis tiap 12 jam pada usia 15 hari. Zidovudin diberikan sampai usia 6 minggu.
- Usia gestasi < 30 minggu: 2 mg/kg/dosis, 2 kali sehari (tiap 12 jam), dilanjutkan menjadi 3 mg/kg/dosis, 2 kali sehari (tiap 12 jam) saat usia 4 minggu. Zidovudin diberikan sampai usia 6 minggu.
3. Imunisasi hepatitis B I dan polio pada saat akan pulang
Usia 7 hari, kontrol pertama
1. Pemantauan efek samping pemberian zidovudin (anemia), kemampuan minum susu, masalah lain bayi baru lahir.
2. Pemeriksaan laboratorium atas indikasi
3. Pemantauan pemberian obat zidovudin pada bayi (penyesuaian dosis)
Follow up dilakukan sampai usia 18 bulan (lihat timeline yang saya lampirkan)
Pendidikan
Infeksi HIV mengenai seluruh keluarga.
Kehamilan dan kelahiran bayi akan menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada orang tua yang mengidap HIV.
Komunikasi terus menerus, kepatuhan pemberian obat profilaksis dapat meningkatkan kerjasama orang tua dan keluarga.
Orang tua juga diharapkan untuk menjaga kesehatan diri lebih baik dan dianjurkan untuk mempraktikkan pola hidup sehat.
Apakah sejawat pernah memiliki kasus yang sama?mari sharing😊
Sumber:
Pedoman manajemen program pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak.Kemenkes 2015
Pedoman pelayanan klinis.RSCM.2015
Bagus sekali kasusnya dokter. Terima kasih ilmunya dokter.
Btk Dok..
dr. Yoke Kinanthi Putri, M.Sc, Sp.A
*Bila sudah menutuskan utk memberi ASI maka seterusnya harus ASI s.d 6 bulan. Kalau ASI berhenti sblm 6 bulan lalu ganti sufor lalu ASI lagi, maka risiko penularan meningkat.
Dec 12, 2018 at 14:07 PM
Maka konseling pemberian nutrisi ini hrs dijelaskan sejelas2nya pd ibu dan ayah nya.
halo dok, terlepas dari kasus HIV .
pada bayi normal, apakah ada efek samping khusus jika konsumsi ASI dan sufor selang seling? (krn user sering skali mnanyakan hal ini)
dan sebenarnya apakah boleh dicampur sprti itu? atau bagaimana pmberiannya dok?
terima kasih 😊
untuk Pemberian ASI, bisa asal eksklusif dan tidak boleh selang selling dgn Pemberian sufor.. Krn Pemberian sufor dpt memicu terjadinya inflamasi pd mukosa usus yg bila kemudian ASI diberikan, dpt meningkatkan resiko bayinya kena HIV.. Untuk selanjutnya syarat dan ketentuan, sesuai dgn yg dikatakan dr. Yoke, Sp. A..
DItunggu pembahasan menarik lainnya dok..