ALO Dokter.

Pertama, perlu riwayat lebih lanjut untuk mencari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi: obesitas, kebiasaan makan, asupan garam, aktivitas fisik, merokok, dan kualitas tidur yang buruk. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi meliputi: riwayat keluarga hipertensi atau penyakit kardiovaskular lainnya, faktor genetik, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, stunting/malnutrisi saat anak.

Kedua, lakukan pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan pastikan pengukuran tekanan darah yang benar pada kedua lengan dengan ukuran manset yang sesuai setelah pasien beristirahat. Periksa fungsi ginjal untuk kerusakan organ target. 

Jika IMT> persentil ke-95 - periksa HbA1c, transaminase hati, TSH, dan profil lipid untuk penyakit metabolik.

Tata laksana sebagian besar remaja dimulai dengan modifikasi gaya hidup. Anjurkan olahraga dan diet - rendah garam (<5g per hari), rendah gula, tinggi serat, protein rendah lemak. Promosikan rumah tangga bebas tembakau.

Tata laksa farmakoterapi dapat dimulai jika: kerusakan organ target (proteinuria/peningkatan CrCl) atau jika tekanan darah menetap meskipun telah mengubah gaya hidup selama 3-6 bulan. ACE inhibitor, penghambat saluran kalsium (CCB), diuretik tiazid. ACE-I merupakan pilihan yang lebih baik jika terdapat proteinuria atau Diabetes Melitus Tipe 2.

Hipertensi pada anak merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular dan gagal jantung (Left Ventrikel Hypertrophy) sehingga harus ditinjau secara berkala dan pengobatannya disesuaikan - intervensi gaya hidup dan farmakoterapi sama-sama penting.

Dokter bisa baca lebih lanjut tentang hipertensi remaja dan olahraga manajemen hipertensi pada artikel berikut: https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt/article/view/4738/3940, https://www.alomedika.com/cme-skp-olahraga-dalam-manajemen-hipertensi