ALO dr. Badai, Sp.JPIjin bertanya dok, kapan diperlukan tata laksana medikamentosa pada pasien denga hipertensi perioperatif?Terimakasih dok
Tata laksana medikamentosa pada pasien dengan hipertensi perioperatif - Jantung Ask the Expert - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Tata laksana medikamentosa pada pasien dengan hipertensi perioperatif - Jantung Ask the Expert
ALO dr. Badai, Sp.JP
Ijin bertanya dok, kapan diperlukan tata laksana medikamentosa pada pasien denga hipertensi perioperatif?
Terimakasih dok
Alo Dok, mohon maaf sebelumnya, waktu Dokter bertanya sudah diluar sesi Ask the Expert (ATE).. Mungkin untuk selanjutnya dapat ditanyakan waktu sesi sedang berlangsung ya Dok
Saya mohon ijin untuk ikut berdiskusi ya Dok, untuk kapan medikamentosa diberikan pada hipertensi perioperatif, sepertinya cukup relatif ya Dok... Pada sesi ATE lain, pertanyaan yang sedikit mirip juga ditanyakan; dimana tidak ada patokan tekanan darah secara umum untuk manajemen hipertensi perioperatif... (Link: klik disini). Ada pertimbangan-pertimbangan seperti (1) bila terjadi hipertensi emergensi pada saat operasi, maka medikamentosa mungkin dapat diberikan. (2) Lalu apakah "membiarkan" tekanan darah tetap tinggi pada saat operasi berlangsung diperlukan misalnya untuk outcome operasi yang lebih baik/kompensasi saat operasi.
CMIIW, semoga membantu
Bacaan lebih lanjut:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2515421/
https://www.alomedika.com/penyakit/anestesiologi/hipertensi-perioperatif/penatalaksanaan
Panduan untuk tatalaksana hipertensi perioperatif tidak banyak, dan tampaknya tidak ada target tekanan darah yang tetap. Hal ini dikarenakan banyaknya variasi jenis operasi, variasi metode pengukuran dan variasi dari hasil-hasil penelitian yang ada.
Dari panduan yang ada, tatalaksana hipertensi peri-operatif dimulai dari asesmen pasien secara individu, meliputi usia pasien dan tekanan darah baseline. Contohnya terdapat referensi, tekanan darah saat operasi sebisanya tidak terlalu berfluktuatif, yaitu < 10% daripada TD saat baselinenya, agar tidak terjadi disfungsi target organ pasca operasi. Asesmen lain meliputi jenis operasi yang akan dijalani, apakah kardiak, vaskular atau non-kardiak. Variabel hemodinamik seperti volume cairan, preload, cardiac output, oxygen delivery harus diperhatikan selama operasi. Variabel lain adalah target TD yang terendah atau tertinggi yang dapat ditoleransi oleh pasien.
Parameter lain yang harus diperhatikan adalah terkontrolnya TD sebelum operasi, karena apabila tidak terkontrol maka akan meningkatkan risiko mortalitas di 90 hari pasca operasi.