1. Bagaimana pengalaman teman-teman sejawat terkait pengelolaan dana kapitasi BPJS di fasilitas kesehatan tingkat pertama khususnya yang swasta?2. Kalau dari...
Kapitasi BPJS di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama Swasta - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Kapitasi BPJS di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama Swasta
1. Bagaimana pengalaman teman-teman sejawat terkait pengelolaan dana kapitasi BPJS di fasilitas kesehatan tingkat pertama khususnya yang swasta?
2. Kalau dari pengalaman saya tergantung dari peserta paham konsep bpjs atau tidak, karena kapitasi ini berdasarkan jumlah masyarakat yang sehat, sedangkan peserta bpjs kerap merasakan dibedakan saat berobat dengan pasien umum padahal dana kapitasi untuk pasien sakit terbatas hanya Rp. 8000-Rp.10.000/pasien.
3. Konsep BPJS adalah supaya masyarakat tetap sehat perlu penyuluhan dan pola hidup sehat, bukan berarti pasien bebas berobat seperti yang dipahami masyarakat.
Sebagai contoh apabila peserta kapitasi fktp adalah 1000 orang, dimana dana kapitasi fktp terima adalah rp8.000.000 perbulan. Bila angka kunjungan sakit nya adalah 150 pasien per bulan alias 15%. Maka unit cost nya: 8juta rupiah:150 pasien = 53rb an.
Unit cost Tiap fktp bisa berbeda2. Saya pernah perhatikan hasil evaluasi utilisasi review bpjs di wilayah saya range nya tinggi bgt, ada yang per pasien unit cost nya 30rb an - 200ribuan per Pasien (untung bangettttt dong ya). Jadi tidak semua fktp merugi / untung. Tergantung angka kunjungan sakitnya, dan tergantunt nasib nya.
Pernah di satu fktp saya tahu, karena tiba2 dapat kapitasi 4000 peserta (ec.UHC semua penduduk dibayarin BPJS sama Pemda jadi semua faskes dimaksimalkan untuk bekerjasama dg bpjs) kunjungannya sangat sedikit per bulan (klinik baru blm dikenal banyak warga). Untung banget dia... :D
Sebagai dokter yg berpraktek di faskes tk 1 saya senasib dan setuju dengan pendapat dokter. Masyarakat sekarang harus diedukasi utk memilih hidup sehat, bukan punya BPJS agar bisa sakit dapat obat gratis..
Semakin banyak peserta fakses kita yg tidak datang berobat, makin baik faskes kita.. Apakah ada kiat jitu dari dokter Yoshua untuk meningkatkan jumlah peserta di faskes tk 1?
Benar dokter.. Saya tidak berani jadi faskes 1 di praktek pribadi.. Saya praktek BPJS di apotek yang bekerja sama dengan BPJS..
Trims sharing nya dokter..
Sekadar sharing saya bekerja di dua fktp I yg bekerja sama dengan bpjs, menurut saya yang sulit adalah mengubah mentalitas masyarakat dan perlunya sosialisasi yang lebih gencar dari bpjs kepada masyarakat langsung. Hal-hal yang sering terjadi di fktp I :
1. Pasien overexpecting, merasa bebas berobat, bebas dirujuk kemana saja, bebas diperiksa lab/penunjang, dan ingin obat ditanggung semua atau disamakan dengan pasien umum.
2. Pasien merasa jika dalam 1 bulan tidak berobat pasien merasa rugi, sehingga banyak yg dtg hanya untuk minta vitamin atau "stok obat jaga2 kalau sakit"
3. Pasien seringkali tidak terima apabila ekspektasinya tidak sesuai, kemudian menyalahkan pihak klinik, padahal klinik hanya mengikuti aturan bpjs.
Saran saya dari BPJS harus lebih gencar lg untuk sosialisasi detail2 programnya mengenai plafon, aturan rujukan, dan aturan2 lainnya kepada masyarakat, seperti umumnya pada asuransi swasta.
Untuk pengaturan kapitasi sebetulnya fktp akan sangat diuntungkan apabila kunjungan sakit dan pemberian obat2an bisa ditekan, tp pada prakteknya sangat sulit apalagi jika mayoritas pesertanya lansia.
Terkadang juga kita meresepkan obat/melakukan pemeriksaan penunjang/tindakan tambahan yang tidak dicover BPJS (apabila pasien bersedia), sehingga bs menambah penghasilan di fktp atau apotek yg bekerja sama.
Jadi kalau se pengalaman saya hal ini sangat tergantung dari kelompok masyarakat yang kita cover, ada kalanya kelompok masyarakat muda yang cenderung minimal kunjungan, namun kalau sudah mendapat kelompok masyarakat yang cenderung lansia maka untuk biaya pengobatan harus lebih Ketat, walaupun saat ini ada fitur PRB
Solusinya banyak sabar dan harus mempunyai dana extra kalau kapitasi belum banyak dok, dan mungkin mencari dana dari sisi lain misal menjual produk terkait kesehatan di klinik.
Dan memanfaatkan program PRB bisa mengendalikan kunjungan pasien.
Tapi sebentar lagi kan naik ini iurannya dok, sepertinya akan menurun kunjungannya
Terima kasih TS
Membuat kelimpungan dok. Dan tidak jarang semena mena minta rujukan. Jadi tujuan utama adanya asuransi utk fokus ke promosi dan prevensi jadi agak terabaikan karna mindset yg salah
Solusinya banyak sabar dan harus mempunyai dana extra kalau kapitasi belum banyak dok, dan mungkin mencari dana dari sisi lain misal menjual produk terkait kesehatan di klinik.
Dan memanfaatkan program PRB bisa mengendalikan kunjungan pasien.
Tapi sebentar lagi kan naik ini iurannya dok, sepertinya akan menurun kunjungannya
Bila peserta terdaftar di fktp sedikit memang berat untuk menjalankan pelayanan fktp, karena pemasukan yang kecil, memiliki peserta 4000 Kartu mungkin klinik bisa mulai seimbang pendapatan dan pengeluarannya